Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kebangkitan Imam Husein Menurut Ayatullah Ali Kahamanei

1 Pendapat 05.0 / 5

Peristiwa Asyura terjadi dalam beberapa jam, di bumi terik Karbala dan di perang tak seimbang antara dua front kebenaran dan kebatilan. Peristiwa ini telah berlalu selama 1400 tahun, tapi sampai saat ini kebangkitan Asyura masih menjadi sumber perlawanan, kebebasan, keadilan dan resistensi melawan kebatilan. Kebangkita Asyura bak mentari yang bersinar menjadi manifestasi cahaya, makrifat dan kebangkitan.

Husein as adalah pembuat epik besar sejarah yang menganggap monoteisme dan keadilan sesuai dengan martabat manusia dan menyeru umat manusia untuk itu. Epik sejarah melawan penindasan terutama keluar dari jantung Asyura dan epik Karbala dan membuahkan hasil dengan restu mereka. Salah satu revolusi besar yang mengambil teladan kebangkitan Husein as dan menang dengan tujuan dan nilai-nilainya adalah revolusi Imam Khomeini (ra) melawan sistem monarki di Iran. Buah dari revolusi rakyat ini adalah daun emas yang disebut Revolusi Islam. Sekarang Ayatullah Khamenei, pemimpin Revolusi Islam, melanjutkan jalan Imam Khomeini. Beliau menganggap Revolusi Islam meneladani kisah Asyura dan berkata,"Pelajaran Asyura adalah revolusi besar yang Anda, bangsa Iran, lakukan di belakang Husein zaman dan putra Abi Abdillah al-Husein."
Rahbar yang memiliki telaah mendalam sejarah meyakini bahwa Imam Husein as sebelum revolusi besarnya, telah melakukan segenap upaya dan cara untuk menjaga agama Islam dan mencegah penyimpangan serta bid'ah, tapi ketika melihat hanya satu jalan yang tersisa, yakni perlawanan hingga titik darah penghabisan, maka beliau tetap melakukannya.

Rahbar berkata, "Seluruh jalan dan metode yang mungkin telah digunakan oleh cucu Rasul ini untuk menjaga warisan kakek, ayak dan pengikut setianya, dapat ditemukan di diri beliau mulai dari penjelasan hingga peringatan, kampanye, membangkitkan perasaan unsur khusus dan menghidupkannya seperti ulama cendikiawan dan mereka yang memiliki kekuatan, di khutbah Mina, ini semua dilakukan Imam Husein di sepanjang hidupnya. Kemudian beliau bangkit melawan sebuah penyimpangan besar dan mengorbankan nyawanya.

Ayatullah Khamenei menjelaskan tentang pengabaian masyarakat dan kelompok tertentu dalam mendukung dan berjanji setia kepada Yazid dan penyimpangan masyarakat yang merupakan mukadimah dari revolusi Imam Husein as. Rahbar mengatakan, "Lima puluh tahun setelah kematian Nabi, orang seperti itu datang untuk bekerja! Seseorang yang bahkan tidak menjaga penampilan Islam di luarnya! Dia minum alkohol dan melakukan hal-hal yang salah. Ia melakukan pelecehan seksual dan korupsi secara terang-terangan. Dia berbicara terang-terangan menentang al-Quran di depan umum dan menolak agama, dan secara terbuka menentang Islam! Namun, karena namanya adalah pemimpin umat Islam, ia tidak ingin merusak nama Islam...

Lebih lanjut Rahbar menambahkan, "....Ia (Yazid) pelayan Islam, tertarik dan bersimpati pada Islam; Sebaliknya, dengan tindakannya, seperti mata air yang darinya air busuk terus-menerus mengalir dan mengalir keluar dan memenuhi seluruh wilayah, air busuk akan mengalir keluar darinya dan memenuhi seluruh masyarakat Islam! Seorang penguasa yang korup, beginilah adanya. Karena penguasa berada di puncak dan apa yang memancar darinya tidak tinggal di sana, tetapi mengalir ke bawah dan menutupi seluruh gunung! Orang seperti itu telah menjadi khalifah umat Islam setelah Muawiyah dengan korupsi itu! Khalifah Nabi! Lebih tinggi dari penyimpangan ini?! ... dan orang-orang juga pergi berkelompok dan berbaiat kepadanya; Ulama berbaiat, orang zuhud berjanji setia, elit berjanji setia, politisi berjanji setia. Apa yang harus dilakukan dalam situasi di mana dunia Islam begitu diabaikan sehingga mereka tidak memahami atau mencium bahayanya? Apa yang harus dilakukan seseorang seperti Husein bin Ali, yang merupakan lambang Islam, yang tentangnya Nabi berkata, "Husein dariku dan aku dari Husein" dalam situasi ini? Dia harus melakukan sesuatu untuk membangunkan dunia Islam - tidak hanya hari itu, tetapi untuk berabad-abad setelah itu; Menyadarkannya; Mengguncangkannya. Guncangan ini dimulai dengan revolusi Imam Husein.

Ayatullah Khamenei menilai keikhlasan Imam Husein as sebagai ketulusan murni dan tindakannya sepenuhnya untuk keridhaan Allah dan kebangkitan agama Allah. Mengenai kebangkitan Asyura dan kepribadian murni Imam Husein as, Rahbar mengatakan: "Salah satu karakteristiknya adalah bahwa kebangkitan Husein bin Ali as murni, tulus dan tanpa keraguan, untuk Tuhan dan agama dan mereformasi masyarakat muslim.” Pemimpin revolusi percaya bahwa Muharram dan Asyura adalah berkah besar yang menghubungkan hati dengan sumber iman Islam, dan untuk alasan ini, para penindas yang berkuasa selalu takut pada Asyura, dan mereka takut akan kehadiran yang bercahaya makam Imam Husein as, dan ketakutan ini berasal dari zaman Bani Umayyah ada sampai saat ini.

Di mata Ayatullah Khamenei, terlepas dari semua upaya arogan untuk mengecilkan kebangkitan besar Imam Husein as, Asyura adalah realitas yang selalu hidup, dan gerakan konstruktif sepanjang sejarah mengikuti contoh revolusi Imam Husein as. Pemimpin revolusi mengatakan: "Kisah Husain bin Ali as benar-benar telah menjadi mesin pergerakan abad Islam ke arah pemikiran Islam yang benar. Setiap pencari kebebasan dan setiap mujahid di jalan Allah dan setiap orang yang ingin memasuki medan bahaya mengambil inspirasi dari cerita itu dan menjadikannya sebagai dukungan jiwa dan spiritual mereka."