Muhammad; Mentari Yang Tak Pernah Padam(1)

Sepanjang sejarah kita jarang menemukan manusia yang karakteristik kehidupan dan pribadinya dicatat secara jelas seperti Nabi Muhammad Saw. Allah Swt di al-Quran memuji Muhammad dengan ungkapan indah. Allah berfirman di Surat  Qalam ayat keempat yang artinya, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Ayat ini menunjukkan ungkapan tertinggi Allah saat memuji Nabi Muhammad Saw.

23 tahun upaya tak kenal lelah Nabi Muhammad untuk memberi petunjuk umat manusia, sungguh mencengangkan dan patut untuk direnungkan. Nabi Muhammad tidak pernah mengabaikan kesempatan dan waktu yang ada serta beliau tak kenal lelah memberi petunjuk umatnya. Lembaran sejarah menjadi saksi realita ini bahwa perkembangan cepat Islam terjadi ketika Muhamamd sejak awal dakwahnya tidak memiliki kekuatan sama sekali baik dari sisi militer maupun fasilitas materi lainnya. Bahkan sebagian keluarganya berbalik memusuhinya.

Siapa saja yang masuk Islam saat itu pasti mengalami beragak kesulitan. Meski tekanan besar dan bertubi-tubi terus dialami oleh Muhammad, namun setiap hari pengikutnya semakin bertambah. Menurut pakar sejarah, keagungan agama yang dibawa oleh Muhammad ada di dua sisi. Pertama al-Quran yang terus dibaca dan memiliki argumen kokoh dan kedua adalah kepribadian besar serta berpengaruh Muhammad, sebagai pembawa risalah.

Di antara karakteristik unggul Muhammad adalah ilmunya yang ditinggi dan dibarengi dengan akhlak mulia, hikmah bersama keadilan dan kemuliaan yang dibarengi dengan kerendahan hati. Jika Islam harus disebarkan melalui kekerasan, ketajaman pedang serta ajarannya harus dipaksakan kepada manusia, maka orang pertama yang akan melakukannya adalah Nabi Muhammad. Tapi ternyata beliau menyebarkan ajarannya secara rasional dan dengan argumentasi kokoh disamping akhlak mulia.

Di perang yang dipaksakan kepada beliau dan dengan tujuan menghancurkan agama Islam, Nabi Muhammad tidak memiliki opsi lain kecuali melakukan perlawanan gigih dan gagah berani, sehingga jalan untuk memberi hidayah kepada umat akan terbuka lebar. Selama ada maslahat, beliau bahkan tak segan-segan memberi perlindungan dan keamanan kepada mereka yang memiliki catatan permusuhan panjang dengan Islam dan menjadi penentang utama beliau sebelumnya serta membiarkan mereka hidup dengan aman di bawah pemerintahan Islam.

Faktor penggerak di masyarakat yang dibangun oleh Nabi Muhammad adalah keimanan yang muncul dari hati dan ideologi umat serta mengarahkan mereka ke jalan yang benar. Iman yang murni ini juga memperkokoh semangat persaudaraan di antara umat Muslim. Dengan demikian bentrokan antar etnis menjadi padam di bawah bayang-bayang keimanan kepada Tuhan dan Nabi serta umat bersatu dengan menggalang persaudaraan di antara sesama mereka.

Keberadaan Muhammad tak ubahnya angin musim semi yang mengharumkan suasana kota Madinah serta menyebar dengan cepat ke sekitar kota ini. Tak lama kemudian, Islam berhasil mendobrak Mekah dan berkembang di kota tersebut. Perilaku Nabi Muhammad terhadap masyarakat baik kaya maupun miskin senantiasa diwarnai kasih sayang.

Muhammad memandang kaum musyrik seperti pasien yang membutuhkan perawatan dan pengobatan. Muhammad layaknya seorang dokter yang memahami penderitaan dan penyakit mereka serta bersedia untuk mengobatinya. Dengan demikian, beliau memiliki hubungan erat dan murni dengan masyarakat. Ketika beliau mengirim Muadz bin Jabal ke Yaman untuk berdakwah, nabi bersabda, “Wahai Muadz! Jangan menyulitkan mereka. Berikan kabar gembira kepada mereka dan jangan membuat mereka bosan, karena kemudahan merupakan kunci keberhasilan dari berdakwah.”

Di sirah Nabi Muhammad, prinsip paling utama adalah argumentasi dan penumbuhan semangat berpikir di tengah masyarakat. Pesan pertama yang dibawa oleh beliau adalah pentingnya ilmu dan agama. Beliau menyeru manusia untuk menghambakan dirinya kepada Tuhan dengan disertai pemikiran. Imam Ali as berkata, “Nabi Muhammad menyalakan api sehingga para pencari kebenaran menemukan cahaya ilmu. Ia ibarat mentari yang bersinar terang dihadapan orang-orang yang tersesat dan menerangi hati-hati yang tenggelam dalam lautan keraguan serta kesesatan.”

Nabi Muhammad sangat menghormati pemikiran dan ideologi orang lain. Penghormatan terhadap keyakinan orang lain berarti menghormati kebebasan dan hak memilih mereka, dan bukan berarti menerima keyakinan mereka. Nabi Muhammad di perjanjian yang ditandatangani tahun kedua Hijriah dengan pengikut Kristen menulis, “Saya berjanji tidak mengubah pastor dan pendeta kalian, dan tidak mengusir pendeta dari biara dan tidak menghalangi para musafir serta tidak merusak tempat ibadah dan rumah kalian serta tidak mengambil apapun dari gereja kalian untuk membangun masjid. Jika ada umat Muslim yang melakukan hal-hal diluar janjiku, maka ia telah melanggar perjanjian Tuhan. Umat Kristen bebas dalam melakukan pekerjaan dan ibadahnya.”

Dengan demikian Nabi Muhammad tidak menghalangi pengikut agama lain dalam menjalankan keyakinannya, kecuali jika mengarah pada penyembahan berhala dan kesyirikan. Oleh karena itu, umat Kristen dan Yahudi saat itu benar-benar bebas melakukan ibadah dan keyakinannya. Tidak ada yang memaksa mereka untuk memeluk Islam.

Akhlak terpuji, sifat terbuka, mengawasi kondisi masyarakat, mengasiji orang miskin dan lemah, tidak egois dan tamak kedudukan, membuat Nabi Muhammad semakin dicintai. Ia sangat sederhana dalam berpakaian dan makanan. Salah satu karakteristik Nabi adalah tidak menolak kritik. Ia tidak pernah melakukan kesalahan, namun tidak pernah marah saat mendengar ucapan orang lain.

Muhammad selalu bersedia menerima kritik dan protes. Bahkan beliau terkadang membuka peluang dan kesempatan lebar, sehingga sebagian orang berani berbuat lancang dan mengkritik beliau. Hal ini menunjukkan perhatian beliau terhadap prinsip kebebasan dan hak untuk memilih.

Mahatma Gandhi, di bukunya terkait kepribadian Nabi Muhammad mengatakan, “Sangat menarik untuk kalian ketahui bahwa sosok terbaik dewasa ini yang tanpa diragukan menempati hati jutaan manusia adalah Muhammad. Saya yakin bahwa bukan pedang yang membuat banyak manusia menerima Islam saat itu. Muhammad hidup penuh kesederhaan. Seperti para nabi lainnya, Ia sangat bertakwa. Muhammad pribadi paling amanat dan siap berkorban demi sahabat serta pengikutnya. Ketika Aku membaca buku kedua terkait kehidupan Muhammad, Aku menyesal mengapa tidak dapat memahami lebih besar kehidupan manusia agung ini.”

Nabi Muhammad adalah mentari hidayah yang memperjelas makna kebahagiaan dan kesengsaraan. Bertahun-tahun telah berlalu dari wafatnya manusia suci ini, namun sampai saat ini, kecintaannya masih terasa. Saat itu ketika manusia tenggelam dalam kebodohan dan hati-hati mereka tercemar keburukan, Muhammad menyerukan kebangkitan dan melepas diri dari kehinaan serta berusaha keras menyelamatkan orang-orang yang tersesat.

Selama dakwahnya, Muhammad terkadang kesal dan kecewa, namun ia tak pernah menyerah. Cahaya kebenaran saat ini berkat kinerjanya yang berhasil menyinari dunia. Nabi Muhammad meninggalkan umatnya yang baru berdiri dengan penuh kekhawatiran atas masa depan mereka. Selama dakwahnya, Muhammad berulang kali memberikan nasehat dan pesan kepada pengikutnya serta menunjukkan jalan kepada umatnya untuk terbebas dari kesesatan. Beliau berpesan kepada umatnya untuk berpegang teguh pada al-Quran dan Ahlul Baitnya supaya tidak tersesat. Beliau menekankan umatnya untuk tidak meninggalkan dua hal ini, karena kebahagiaan hanya dapat diraih melalui keduanya.