Ma'ad
Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest

Imam Shadiq As bersabda: “Tatkala anak manusia memasuki alam kubur dan barzakh, para penghuni barzakh akan datang menjumpainya. Dan sebagian menenangkannya sehingga secara perlahan ia menyesuaikan diri dengan dunia barunya. Karena ia telah melewati ketakutan besar dan melelahkan liang kubur, pertanyaan, tekanan dan sebagainya. Kemudian, mereka mendekat kepadanya dan bertanya tentang teman dan sahabatnya.
Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- tanya islam
Oleh itu, dapat dikatakan bahwa kehidupan dialam barzakh ini sejatinya adalah buah kehidupan kaum mukminin dan amalan-amalan baik mereka yang akan nampak beberapa lama setelah kematiannya.
Ruh Mukmin Mengunjungi Keluarganya di Dunia
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- abu syirin alhasan
Kisah ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sebagian mukmin hingga mereka memperoleh kenikmatan spiritual yang melampaui logika duniawi.
Kehidupan Barzakh: Ruh Mengetahui Keadaan Kerabat dan Sahabat di Dunia (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- abu syirin alhasan
“Demi Allah! Seluruh amal perbuatan kalian diperlihatkan kepada kami setiap hari, dan kami mengetahuinya.”
Lalu Imam mengutip ayat yang sama dari Surat At-Taubah sebagai dalil atas ucapannya.
Kehidupan Barzakh: Ruh Mengetahui Keadaan Kerabat dan Sahabat di Dunia (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- abu syirin alhasan
Kisah-kisah di atas menunjukkan bahwa kehidupan ruh di alam Barzakh bukanlah akhir dari keterlibatan mereka terhadap urusan dunia. Ruh para mukmin, terlebih para Nabi dan Imam, tetap terhubung dengan dunia ini—dengan izin Allah Ta‘âlâ. Mereka menyaksikan amal perbuatan kita, mendoakan, dan bahkan berinteraksi secara ruhani dengan kita.
Masa Waktu di Alam Barzakh
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- abu syirin alhasan
Waktu di Alam Barzakh bersifat relatif—ia tidak dialami secara seragam oleh semua penghuninya. Bagi mereka yang tergolong ahlul jannah di alam barzakh, perjalanan waktu seolah tidak terasa. Nikmat dan rahmat Allah Subhânahu wa Ta‘âlâ yang tercurah di alam penantian itu membuat hari-hari menanti kiamat berlalu dengan ringan, seperti hanya sekejap mata.
Perjamuan Kaum Mukmin
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abu syirin al hasan
Di alam barzakh, Allah Swt menganugerahkan istana-istana cahaya kepada setiap mukmin sesuai dengan kadar keimanan dan amalnya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, para penghuni surga barzakh tidak dapat mengunjungi surga yang tingkatannya lebih tinggi. Namun, mereka tetap mendapatkan kesempatan istimewa: menghadiri perjamuan ruhani yang mempertemukan seluruh mukmin dari berbagai tingkatan—di sebuah tempat yang disebut Wâdi al-Salâm.
Ruh, Kematian dan Peran Signifikan Amal Manusia (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali Za
Tasawuf Islam, khususnya dalam tradisi Ibnu Arabi dan Rumi, memandang masalah ruh secara intuitif dan batiniah. Ruh, dalam pandangan sufistik, adalah hakikat ilahi dan pancaran cahaya Tuhan yang termanifestasi dalam diri manusia. Menurut para sufi, ruh manusia memiliki tingkatan dan perjalanan menuju kesempurnaan spiritual yang dapat membawanya pada kedekatan dengan Tuhan.
Ruh, Kematian dan Peran Signifikan Amal Manusia (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali ZA
Amal saleh sebagai sarana pertumbuhan dan penyucian ruh. Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, “Amal saleh akan mengangkat ruh menuju ketinggian.” (Ghurar al-Hikam, hadis 10672). Semnetara Imam Shadiq as mengatakan: “Sesungguhnya ruh menjadi bercahaya karena ketaatan kepada Allah, dan menjadi gelap karena maksiat.” (Bihar al-Anwar, jilid 67, hal. 243).
Ruh, Kematian dan Peran Signifikan Amal Manusia (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali za
Titik temu antara ketiganya adalah pengakuan terhadap eksistensi ruh sebagai entitas mandiri dan keyakinan akan pengaruh amal terhadap nasib ruh setelah kematian. Namun, perbedaan dalam memandang tujuan akhir manusia dan interpretasi atas kematian menciptakan ragam cara dalam menyikapi tiga konsep ini. Perenungan terhadap hakikat ruh, peran amal, dan makna kematian membawa manusia pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan eksistensinya.
Kehidupan Barzakh
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- abu syirin alhasan
Sebagaimana manusia datang ke dunia dalam kesendirian—tanpa orang tua, sanak keluarga, pasangan, atau sahabat—maka ia pun akan kembali kepada Allâh dalam kesendirian. Teman sejati seorang hamba setelah kematian hanyalah amal perbuatannya dan keyakinan yang ia peluk.
Bekal Perjalanan Akhirat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abbas al-Qummi
Apa yang dimaksud dengan bekal itu? Dalam banyak riwayat dan ayat, bekal terbaik yang disebutkan adalah takwa, kesadaran mendalam akan kehadiran Allah yang membentuk seluruh laku dan niat. Bekal lain yang turut menyertainya adalah amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas, ilmu yang diamalkan, sedekah yang bermanfaat, dan warisan kebaikan yang terus mengalir pahalanya.
Pembuktian Adanya Kehidupan Setelah Mati (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Taqi Misbah Yazdi
Al-Qur’an mengajarkan bahwa Ma’ad, atau kehidupan setelah mati, adalah suatu kenyataan yang pasti terjadi sesuai dengan janji Allah. Melalui berbagai fenomena alam, mukjizat, dan kisah-kisah nyata yang diceritakan dalam Al-Qur’an, kita dapat memahami bahwa Ma’ad adalah hal yang mungkin dan pasti terjadi.
Pembuktian Adanya Kehidupan Setelah Mati(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Taqi Misbah Yazdi
Keyakinan terhadap Ma’ad (kehidupan setelah mati) adalah salah satu prinsip utama dalam agama samawi. Para nabi selalu menekankan pentingnya Ma’ad, meskipun menghadapi banyak tantangan. Al-Qur’an menempatkan keyakinan terhadap Ma’ad sejajar dengan keyakinan terhadap Tauhid, dengan lebih dari dua puluh ayat yang menyebutkan Allah dan Hari Akhir bersama-sama. Dalam banyak ayat, Al-Qur’an membahas berbagai keadaan akhirat, menggambarkan kehidupan abadi yang akan dialami manusia setelah mati.
Mengapa Kita Tidak Menyukai Kematian
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Seseorang mendatangi Imam Hasan Mujtaba as dan berkata, “Mengapa kita tidak menyukai kematian?” Imam Hasan Mujtaba as menjawab, “Kalian telah menghancurkan rumah akhirat kalian, dan kalian jadikan rumah-rumah kalian di dunia mewah dan megah, (karena itu) pastilah kalian tidak akan meninggalkan rumah mewah kalian dan pindah ke rumah yang sudah kalian hancurkan itu.” (Bihar al-Anwar, 6/129)
Hakikat Kematian Menurut Al-Quran(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Murtadha Muthahhari
Dengan demikian, Al-Quran menunjukkan bahwa karakter hakiki kematian mirip dengan tidur, yaitu peralihan menuju dimensi yang berbeda, di mana jiwa manusia tetap berada dalam penjagaan Allah. Meskipun secara fisik kematian terlihat sebagai akhir, dari perspektif spiritual, kematian merupakan langkah menuju kehidupan yang berbeda, dan esensi spiritual manusia tetap ada dan tidak musnah.
Hakikat Kematian Menurut Al-Quran (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Murtadha Muthahhari
Dengan demikian, Al-Quran menunjukkan bahwa karakter hakiki kematian mirip dengan tidur, yaitu peralihan menuju dimensi yang berbeda, di mana jiwa manusia tetap berada dalam penjagaan Allah. Meskipun secara fisik kematian terlihat sebagai akhir, dari perspektif spiritual, kematian merupakan langkah menuju kehidupan yang berbeda, dan esensi spiritual manusia tetap ada dan tidak musnah.
Rasa Kematian pada Setiap Orang Mati
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- M. Ishom el-Saha
Semua makhluk hidup pasti mati, akan tetapi apakah semua merasakan kematian? Pertanyaan ini timbul menyikapi peredaran video detik-detik orang mati yang kelihatan “cepat” sehingga terkesan enak atau seolah-olah tak berasa. Apa betul enak ataukah tetap merasakan sakit pada saat dicabut nyawanya?
Bahaya Hari Pengadilan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syarif Radhi Radhi
Dikatakan Amirul Mukminin kepada Para Sahabatnya Secara Umum, Memperingatkan Mereka tentang Bahaya Hari Pengadilan.
Catatan Amal (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- syiahpedia
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an orang-orang yang berbuat baik akan menerima catatan amalan perbuatannya dengan menggunakan tangan kanan. Mereka akan kembali ke keluarganya dengan perasaan bahagia [10] dan akan berkata marilah kita baca catatan amalnya kemudian akan masuk surga.