Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hadis Itrah dalam Kitab-Kitab Ahlus Sunah (4)

1 Pendapat 05.0 / 5

“ Sesungguhnya Aku Tinggalkan di Tengah Kalian Kitabullah dan Sunnahku “

Yang pertama kali menyebutkan Hadis ini adalah Mâlik dalam kitab Muwaththa’, namun riwayatnya mursal dan tanpa sanad. Setelahnya, al Thabari dalam kitab Tarikh-nya yang juga mursal. Benar, Abu Syekh menyebut sanadnya dalam kitab Thabaqât al Muhadditsîn bi Ashbahân.

Ibnu ‘Abd al Barr al Andalûsi dalam kitabnya, al Tamhîd limâ fî al Muwaththa’ min al Ma’ânî wa al Asânîd menyebutkan sanadnya melalui jalur Shâlih bin Musa al Thalhi, dan sanad yang ketiga melalui jalur Katsîr bin Abdullah.

Juga ada sanad keempat yang disebutkan oleh al Hâkim al Naysabûri dalam kitab “ al Mustadrak ‘ala al Shahîhain melalui jalur Ibnu Abu Uwais dan ayahnya. Kemudian sanad yang kelima disebutkan oleh al Khathîb al Baghdâdi dalam kitabnya, al Faqîh wa al Mutafaqqih melalui jalur Sayf bin Umar.

Berikut ini akan dijelaskan secara mendetail:

12. Kitab al Faqîh wa al Mutafaqqih Al Khathîb al Baghdâdi.

Al Baghdâdi menyebutkan sanad yang keempat dari jalur Sayf bin Umar dalam kitabnya al Faqîh wa al Mutafaqqih. Al ‘Azzâzi peneliti kitab ini menyatakan akan ke-dhaifan sanadnya.

Dari Abu Said al Khudri, dia berkata, “ Pernah Rasulullah saw. keluar menghadap kami saat sakit yang membuatnya wafar sementara kami sedang solat dhuhur. Lalu Abu Bakar mundur ke belakang, lalu beliau memberi isyarat agar dia tetap di tempatnya. Beliau solat bersama manusia. Ketika selesai, beliau memuji Allah dan menyebutNya kemudia beliau bersabda, “ Wahai umat manusia, sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengan kalian dua pusaka yang berat; Kitabullah dan Sunnahku. Ajaklah bicara Qur’an dengan Sunnahku, dan janganlah kalian mengabaikannya, karena kalian ia tidak akan membuat mata kalian buta dan kaki kalian tidak akan tergelincir serta tangan kalian tidak akan kurang selama kalian berpegangan dengan keduanya “.

Sanadnya dhaif karena ada Sayf bin Umar dan al Shabâh bin Muhammad bin Abu Hâzim. Mereka semua dhaif dalam kitab al Taqrîb.

Al ‘Aqîli menyebutkan Hadis ini dari Sayf bin Umar dalam sanad riwayat al Khathîb al Baghdâdi dalam Kitâb al Dhua’fâ al Kabîr ( Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) bagian 2 halaman 175, “ Sayf bin Umar al Dhabbi Kûfî. Yahya berkata, “ Sayf bin Umar al Dhabbi yang menyampaikan darinya al Bukhari, dia seorang dhaif “.

“ Dia tidak ditelusuri dan juga kebanyakan Hadisnya tidak diikuti “.

Ibnu ‘Ady menyebutkan Hadis ini dari Sayf bin Umar dalam sanad riwayat al Khathîb al Baghdâdi dalam kitab al Kâmil Fi Dhuafâ al Rijâl (Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) juz 4 halaman 507, “ Sayf bin Umar al Dhabbi Kûfî. Yahya berkata, “ Sayf bin Umar al Dhabbi orang dhaif “.

Yahya bin Main ditanya tentang Sayf bin Umar, dia berkata, “ Tidak ada kebaikan darinya “.

Al Dhahabi menyebutkan Hadis ini dari Sayf bin Umar dalam sanad al Khathîb al Baghdâdi dalam kitab Mîzân al I’tidâl (Dâr al Fikr) bagian 2 halaman 255, “ Sayf bin Umar al Dhabbi al Asadi, disebut juga al Tamîmi al Burjumi. Abbas dari Yahya, dia berkata, “ Dia dhaif “. “ Tidak ada kebaikan darinya “. Abu Dawud berkata, “ Dia tidak ada apap-apanya “. Abu Hâtim berkata, “ Dia matruk “. Ibnu Hibbân berkata, “ Dia dituduh zindiq (ateis) “. Ibnu ‘Ady berkata, “ Kebanyakan Hadisnya munkar “.