Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mengkaji Makna Kata Khalifah untuk Nabi Adam As (Part 5)

1 Pendapat 05.0 / 5

Para Mufasir mempunyai pendapat yang berbeda untuk maksud dari khalifah dalam al-Quran.

Apakah maksud dari kata khalifah adalah pengganti dari orang-orang terdahulu yang mana sudah hidup sebelum Nabi Adam diciptakan? Kemudian karena mereka dan keturunannya sudah musnah maka dengan diciptakannya Nabi Adam dan Adam menjadi pengganti mereka maka Allah swt menjadikan Nabi Adam sebagai khalifah?

Permasalahan protes Malaikat

اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَا?ءَ?

” Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana?”

Dari ayat ini kita dapat memahami bahwa makna khalifah bukanlah nabi dan juga ayat ini juga memberitahukan pada kita bahwa ada makhluk sebelum Adam yang saling menumpahkan darah antara satu sama lain dan juga berbuat kerusakan di muka bumi.

Jawabannya adalah tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa khalifah di sini bermakna Nabi dan Allah swt pun tidak berfirman bahwa Ia akan menempatkan Adam sebagai Nabi. Akan tetapi Allah swt berfirman bahwasanya Aku akan menjadikan kamu (Adam) sebagai pengganti di muka bumi dan pengganti Tuhan tidak membuat bahwa dia harus suci (maksum) yang mana membuat para Malikat protes.

Karena makna dari pengganti yang mana sering diutarakan oleh para cendikiawan adalah pengganti Nama-nama dan Sifat-sifat Allah swt. Misalnya ketika Allah Qadir maka penggantinya adalah hasil dari Kekuatan-Nya Yang Tak Terbatas dan orang yang berilmu adalah pengganti-Nya dan hasil dari Ilmu-Nya Yang Tak Terbatas.

Lebih jelasnya adalah ketika para malaikat protes karena mendengar bahwa Allah swt akan menjadikan khalifah di muka bumi, khalifah tersebut tidak mesti menjadi seorang nabi yang suci. Mengapa ? karena malaikat menjelaskan bahwa sebelumnya ada khalifah yang saling menumpahkan darah antara satu sama lain dan juga berbuat kerusakan.

Maka dari itu jika khalifah dimaknai dengan Nabi, hasilnya tidak akan sesuai. Karena para Nabi adalah manusia suci yang mustahil berbuat kerusakan di muka bumi ini.