Kisah Sederhana Yang Membuktikan bahwa Tuhan Itu Ada

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai sebuah kisah yang menjelaskan pembuktikan bahwa Tuhan itu ada. Kisah ini sangat mudah dipahami untuk membantu kita memahami bahwa Tuhan itu ada.

Suatu hari ada perbincangan diantara tukang cukur dengan seorang pelanggannya. Tiba-tiba perbincangan mereka sampai pada pembahasan tentang keberadaan Tuhan.

Tukang cukur berkata, “Aku percaya bahwa Tuhan itu tidak ada.”

“Kenapa engkau berkeyakinan seperti itu?” tanya si pelanggan.

“Cukuplah engkau pergi ke luar sana dan lihatlah mengapa Tuhan itu tidak ada?! Jika Tuhan itu ada mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak-anak gelandangan tanpa orangtua? Jika Tuhan itu ada, mengapa ada kesusahan dan kesakitan? Aku tidak bisa membayangkan bahwa ada Tuhan Yang Maha Pengasih namun mengizinkan kesulitan dan kesakitan terjadi di dunia ini” Jelas tukang cukur.

Si pelanggan pun termenung namun ia tidak diam dan tidak menjawab penjelasan tukang cukur. Potong rambut pun sudah selesai. Kemudian si pelanggan keluar dari tempat potong rambut dan pergi.

Tak lama kemudian, si pelanggan datang kembali ke tempat potong rambut dan bertemu dengan si tukang cukur sambil membawa seseorang ke hadapannya. Seseorang tersebut berambut panjang, kotor, juga kusut. Selain itu jenggotnya pun begitu berantakan. Tampak seperti tak diurus.

Kemudian pelanggan berkata pada si tukang cukur, “Tahukah kamu, aku yakin jika di dunia ini tidak ada tukang cukur.”

Tukang cukur berkata, “Kenapa engkau berkata demikian. Ini aku seorang tukang cukur. Aku berada di sini. Lima menit yang lalu aku pun telah memotong rambutmu.”

Si pelanggan menolak dan berkata, “Tidak. Di sini tidak ada tukang cukur. Karena jika ada tukang cukur maka tidak ada ditemukan seseorang yang berambut panjang kotor juga kusut dan jenggot berantakan di luar sana.”

Tukang cukur menjawab, “Tukang cukur itu ada. Hanya saja mereka tidak pergi ke tukang cukur untuk memotong dan merapikan rambutnya.”

Pelanggan tersenyum dan berkata, “Inilah poinnya. Tuhan itu ada. Namun orang-orang tidak pergi menuju-Nya dan tidak pula mecari-Nya. Maka dari itu kesulitan dan kesakitan ada di dunia ini.”