Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tauhid, Akar Seluruh Keimanan (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Tauhid adalah akar seluruh keimanan dan seluruh nilai, dan kita tidak ragu dalam hal ini. Namun, mungkin timbul pertanyaan tentang bagaimana hal ini harus diungkapkan sehingga dapat dibuktikan bahwa tauhid adalah basis bagi seluruh keimanan dan seluruh nilai yang benar, dan bagaimana setiap orang yang beriman dalam tauhid akan menjadi penghuni surga dan akan diberkati dengan kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat.

Dalam Alquran ada suatu perumpamaan yang sangat menarik dan berharga yang perlu kita kutip di sini untuk menjelaskan hubungan tauhid dengan sistem akidah dan sistem nilai Islam. Alquran mengatakan: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya [menjulang] ke langit.” (QS. Ibrahim: 24)

Pohon semacam itu pastilah menghasilkan buah-buah yang manis dan lezat. Sebaliknya, kalimat yang tidak mempunyai akar yang kukuh, tidak berdasar yang kuat dan tidak ditopang tiang-tiang kebenaran yang padu dan realitas, adalah seperti sebatang pohon yang akarnya telah dicabut dari tanah. Pohon semacam itu jelas, bukan saja tidak berbuah tetapi juga akan segera membusuk dan hancur, sebagaimana kata Alquran: “Dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk, yang terbongkar dari tanah, tidak dapat tetap [tegak].” (QS. Ibrahim: 26)

Dalam perumpamaan Qurani ini, sistem Islam dipandang sebagai pohon yang akarnya adalah kalimah thayyibah (kalimat suci), yakni La ilaha illalah. Kalimat dan keimanan ini adalah akar yang kukuh, yang tertanam mantap pada fitrah manusia, dan menimbulkan akar-akar lain pula. Dengan tumbuhnya akar dan pohon ini, banyak pohon dan daun akan tumbuh, yang akhirnya akan berbunga dan berbuah lezat dan bernilai. Dan perbedaan pohon ini dengan pohon-pohon lainnya ialah bahwa pohon-pohon lain itu hanya berbuah pada musim tertentu, tetapi pohon ini berbuah tanpa henti dan selalu memberikan buahnya bagi manusia, buah yang tak lain dari kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dengan mengambil inspirasi dari ayat suci Alquran ini, kita dapat berusaha menjelaskan hubungan antara tauhid dan keimanan lain, dan hubungan antara tauhid dan system nilai Islam. Untunglah, tidak seperti aliran pemikiran lain, yang berdasarkan pada pemikiran yang cacat, mengumpulkan semua unsur tanpa lebih dahulu mempertimbangkan suatu hubungan antara prinsip-prinsip dan unsur-unsur itu, lalu mengatakan, “Akidah ini sebagai keseluruhannya terdiri dari sejumlah prinsip”. Seluruh sistem agama Islam adalah suatu sistem yang serasi, koheren, dan terjalin dengan baik di mana seluruh unsurnya saling berhubungan dan tak ada yang tidak serasi.

Bersambung ...