Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Islam Mengangkat Derajat Perempuan Dalam Panggung Peradaban (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Pada masa jahiliyyah, perempuan tidak pernah dianggap sebagai manusia sama sekali. Perempuan dianggap sebagai properti  atau barang kekayaan. Jangankan untuk mendapatkan barang warisan, perempuan masa jahiliyyah justru sering dijadikan barang warisan. Kalau ada orang yang meninggal, maka istri-isteri yang masih muda dan cantik diwariskan kepada anak-anak tiri mereka atau kepada kerabat yang lain. Mereka dibagi seperti membagi unta, kuda, dan domba. kemudian Islam memberikan hak waris kepada perempuan sebagai hal sangat luar biasa. Demikian juga dalam persaksian, sebelum Islam ada, para perempuan jahiliyyah yang tidak pernah dihitung sebagai manusia, kemudian setelah islam datang persaksiannya diterima dan hal ini pula merupakan pengangkatan derajat perempuan luar biasa.

Hampir semua peradaban manusia yang ada di dunia ini pada masa silam meletakkan perempuan di tempat yang sangat hina. Ada yang menyebutnya sebagai hewan yang berwujud menyerupai manusia, ada pula yang menyebutnya sebagai laki-laki yang tidak sempurna. Agama-agama kuno umat manusia juga meletakan kaum perempuan berada di kasta yang paling rendah. Ada yang menyebutnya sebagai saudara kembar setan untuk menyesatkan manusia adapula yang menganggapnya sebagai jelmaan iblis untuk meruntuhkan persaudaraan antara dua orang laki-laki. Islam datang dan kemudian meletakkan kaum perempuan sebagai manusia seutuhnya, sesuai Firma Allah dalam Surat An-Nahl ayat 97:

مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (an-Nahl 97).

Ayat ini secara jelas menekankan bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwasannya amal saleh harus disertai iman. Islam juga mengajarkan kepada seluruh pengikutnya untuk menghormati kaum ibu dan dilarang untuk menistakannya. Kalau kita mencermati aturan Islam dalam rumah tangga dan memperbandingkannya dengan praktik kaum jahiliyyah maka kita akan sadar betapa luarbiasanya penghormatan Islam terhadap kaum perempuan.

 Dalam waktu sangat singkat situasi dunia arabia tercerahkan. Transformasi cultural berlangsung dalam pola yang cukup massif tetapi bijak. Kaum wanita diberi ruang dan waktu untuk belajar sebagaimana kaum laki-laki. Tak berselang lama lahir perempuan-perempuan cendikia, intelektual, ulama, ahli hadits, seniman, budayawan dan sebagainya. Mengenai situasi wanita saat ini digambarkan dengan sangat indah dan menawan dalam penggalan puisi oleh Ahmad Syauqi, Raja Penyair Arab modern, sebagai berikut:

Lihatlah! Utusan Tuhan

Ia tak pernah mencatut hak-hak perempuan beriman

Ilmu pengetahuan menjadi jalan hidup keluarganya

Mereka menjadi ahli hukum, aktivis politik, kebudayaan dan sastra

Berkat putri-putri Nabi

Bersambung ...