Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Khotbah Imam Husain as Ketika Keluar dari Makkah

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika Imam Husain as. hendak pergi ke Irak, beliau menyampaikan sebuah khotbah yang menggugah hati. Beliau memulai dengan memuji Allah dan menyampaikan salawat serta kesejahteraan bagi Rasulullah. Dalam khotbah itu, beliau berbicara tentang kematian yang pasti menimpa setiap manusia, sebagaimana kalung yang terikat di leher seorang wanita. Beliau merasa sedih seperti rasa kerinduan yang dirasakan oleh Nabi Yaqub terhadap Nabi Yusuf.

Imam Husain as. menyatakan bahwa kebaikan baginya adalah kematian yang akan dihadapinya. Seperti unta yang berlari kencang di padang gurun antara Nawawis dan Karbala, kematian itu akan menghampirinya. Dalam perjalanannya menuju Karbala, beliau mendapat berita kematian utusannya, Muslim bin Aqil. Meskipun berita itu menyakitkan, beliau tetap tegar dan membagikan kabar tersebut kepada para sahabatnya dengan jujur.

Ketika sampai di Karbala, Imam Husain as menyampaikan khotbah lain kepada para sahabatnya. Beliau memberikan kebebasan bagi siapa pun yang ingin meninggalkan kelompoknya tanpa rasa berat hati dan celaan. Beliau tidak memaksa mereka untuk tetap bersama, mengingat situasi yang sulit.

Ketika bertemu dengan Hurr bin Yazid al-Riyahi dan prajuritnya yang haus dan hampir mati, Imam Husain as. memberikan mereka minum dan menyelamatkan mereka dari kehancuran. Meskipun mereka adalah musuhnya, beliau tetap menunjukkan belas kasih dan kemanusiaan. Imam Husain as. tidak mencari dunia atau kekuasaan dalam perjuangannya. Beliau tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh keinginannya dengan membiarkan musuhnya mati kehausan. Beliau memilih jalan kebenaran dan kemanusiaan, bukan tindakan kejam dan egois.

Pada malam 10 Muharram, Imam Husain as. mengumpulkan para sahabatnya dan membiarkan mereka memilih apakah ingin tetap bersama beliau atau tidak. Para sahabat dengan tulus menyatakan bahwa mereka mencintai kematian dan tidak ingin hidup setelahnya. Mereka tetap setia kepada Imam Husain as. dan siap menghadapi musuh.

Di kegelapan malam 10 Muharram, tiga puluh pasukan dari pasukan Ibnu Ziyad mendekati kamp Imam Husain as. Mereka mendengar Al-Qur’an dan doa yang keluar dari kamp tersebut. Setelah menyaksikan kebenaran pada Imam Husain as. mereka bergabung dengannya dan akhirnya mati syahid bersama-sama.

Ketika Hurr al-Riyahi mendengar ucapan dan argumentasi Imam Husain as. atas pasukan Kufah, dia menyadari bahwa kebenaran ada pada Imam Husain. Hurr bertaubat di hadapan Imam dan meninggalkan pasukannya yang berjumlah seribu pasukan penunggang kuda. Dia memilih untuk menghadapi kematian syahid bersama Imam Husain as.

Kisah perjuangan Imam Husain as di Karbala penuh dengan kejujuran, keberanian, dan keteguhan hati. Beliau tidak mencari kekuasaan atau kedudukan dunia, tetapi beliau berjuang untuk kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan. Sikap beliau yang penuh kasih sayang dan pengorbanan mengilhami banyak orang untuk mengikuti jejaknya dalam menghadapi cobaan dengan kesabaran dan keikhlasan.