Sikap Pemurah Imam Musa Kazhim as
Imam Musa Kazhim as termasyhur dan dikenal di antara penduduk akan kemurahan dan keramahannya. Seperti perlakuan beliau yang membebaskan seribu budak. Juga bantuan beliau kepada mereka yang berada dalam kesulitan dan terhimpit masalah hidup serta membayarkan utang-utang orang-orang yang terlilit utang. Ibnu Shar Ashab menuturkan bahwa suatu hari, Khalifah Mansur mengundang Imam Musa Kazhim as ke istananya dan meminta beliau duduk di singgasana khalifah pada hari tahun baru dan membawa hadiah-hadiah yang dibawa para tetamu untuk dapat dimanfaatkan Imam. Meskipun tidak tertarik untuk memenuhi undangan itu, namun Imam Kazhim as terpaksa menerimanya. Beliau duduk di singgasana itu.
Atas perintah Mansur para punggawa kerajaan, aristokrat, dan pembesar yang ikut dalam acara resmi itu, menyerahkan hadiah-hadiah yang mereka bawa kepada Imam. Mansur memerintahkan salah seorang pelayannya untuk mencatat dan merekam secara mendetail jumlah hadiah itu dan menyiapkan perlengkapannya untuk diangkut oleh Imam. Di ujung acara itu, seseorang yang berusia lanjut datang dan berkata, “Wahai putra Rasulullah, aku tidak memiliki sesuatu pun untuk aku serahkan kepadamu, akan tetapi aku memiliki beberapa sajak yang berhubungan dengan duka dan nestapa yang menimpa datukmu, Imam Husain as, yang dapat kupersembahkan padamu, wahai Imam”.
Orang itu kemudian mengumandangkan sajaknya di depan Imam as dan meninggalkan kesan yang sangat luar biasa dalam diri Imam. Beliau meminta pengawal untuk pergi menemui Mansur dan menanyakan, apa yang harus dilakukan dengan hadiah-hadiah tersebut. Pengawal itu beranjak menjumpai Mansur dan setelah kembali, ia mengatakan bahwa, “Raja Harun berkata, ‘Aku serahkan seluruh hadiah ini kepadamu, engkau dapat serahkan kepada siapa saja yang engkau kehendaki.’”
Pandangan Imam Musa Kazhim as jatuh kepada orang tua tadi. Lalu beliau berkata, “Untuk syair yang telah engkau bawakan sehubungan dengan nestapa dan bencana yang menimpa datukku, aku anugerahkan hadiah ini untukmu sehingga dengannya engkau terbebas dari kemiskinan dan penderitaan.”
Sayyid Mahdi Ayatullahi, Imam Musa Kazim as; Insan Kamil