‘Garis Batas’ Kita Bersama Rasulullah

Kita harus hati-hati, tidak salah jalan, tidak keliru, tidak memutarbalikkan yang benar dan yang salah. Al-Quran telah memberi patokan bagi kita.

Allah Swt befirman: Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya. (QS. al-Fath: 29)

Sebagian kita ada dalam perkara ini; apakah kita bersama Rasulullah saw atau tidak? Ini lah jalannya, ada tandanya, “Dan orang-orang yang bersamanya keras kepada orang-orang kafir…” Jika kalian melihat jalan yang kita lalui, jalan yang membuat musuh senang, ketahuilah kalian bukan kubu ‘yang keras Pada orang-orang kafir’. Jadinya, kalian bukan ‘bersama Rasulullah’, kalian tidak bersama Rasulullah saw.

Baca juga : Sebagai Pemangku Perdamaian, Muhammadiyah Hadiri Konferensi Internasional Persatuan Islam

Tapi jika yang kalian lihat malah sebaliknya, jalan yang kalian lalui membuat marah kubu istikbar, arogan, yaitu negara-negara anti-agama dan anti-Islam, maka kalian adalah kubu ‘yang keras pada orang-orang kafir.’ Kita harus selalu waspada, kita harus tahu apa yang kita lakukan, dan apa yang kita katakan. Jangan sampai ucapan kita menguntungkan pihak musuh. Jangan sampai kita malah menyempurnakan agenda musuh. Jika kita waspada, musuh tidak mampu berbuat kesalahan sedikit pun.

Musuh selalu serius, dan kita dalam menghadapinya juga lebih serius. Musuh dalam permusuhan dan agendanya serius, kita dalam menghadapi musuh jauh lebih serius lagi.