Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tidak Bidah, Allah Ajarkan Nabi Adam Bertawasul Kepada Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya

1 Pendapat 05.0 / 5

Tawasul, sebuah praktik spiritual yang umum dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia, menjadi sorotan kontroversi di kalangan beberapa kelompok, terutama kaum Wahabi yang menolaknya dengan alasan bid’ah. Meskipun demikian, praktik tawasul memiliki dasar kuat dalam sejarah Islam, terutama melibatkan nabi dan wali sebagai perantara.

Salah satu tokoh ulama besar yang meriwayatkan praktik tawasul adalah Sadruddin Ibrahim bin Muhammad bin al-Hamawayh al-Juwayni al-Shafi’i (644-730). Ulama ini, yang hidup pada abad ke-7 Hijriah, adalah salah satu ahli hadis Ahlusunnah. Dalam kitabnya tawasul bukanlah bid’ah, melainkan bagian dari warisan keimanan yang diwariskan oleh Rasulullah. Berikut redaksinya:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang kisah Nabi Adam as yang menerima petunjuk dari Allah terkait para pilihan-Nya. Allah berfirman, “Wahai Adam, mereka (Rasulullah dan Ahlulbaitnya) adalah para pilihanKu… Jika engkau memiliki hajat, maka bertawasullah dengan mereka.”

Bukan hanya itu, Juwayni juga menukil hadis Nabi saw yang menegaskan pentingnya Ahlulbait sebagai sarana tawasul. Nabi saw bersabda, “Kami adalah bahtera keselamatan. Siapa yang berpegang teguh padanya akan selamat, dan siapa yang menyimpang darinya akan binasa. Maka barangsiapa yang memiliki kebutuhan kepada Allah, hendaklah ia bertanya kepada kami, Ahlulbait.”(1)

يا آدم هؤلاء صفوتي… فإذا كان لك لي حاجة فبهؤلاء توسل، فقال النبي: نحن سفينة النجاة من تعلق بها نجا ومن حاد عنها هلك، فمن كان له إلي الله حاجة فليسألنا أهل البيت .

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa praktik tawasul bukanlah sesuatu yang terlarang dalam Islam. Sebaliknya, tawasul diakui sebagai bentuk ibadah yang dibenarkan oleh ajaran agama. Namun, kelompok Wahabi memiliki perbedaan pandangan dari kebanyakan kaum muslimin, yaitu tidak meyakini praktikal sarana ibadah ini.

    Muhammad Al-Juwaini As-Syafi’i, Faraid As-Simthain, Jil. 1 Hal. 37, Cet. Beirut, Lebanon.