Kapal Islam

Dapat ditemui, sebuah kapal lain di atas Samudera kehidupan dunia ini. Badan kapalnya adalah la Ilahaillallah, layarnya Muhammad Rasulullah dan kemudinya adalah kerendahan hati dan akal, awak kapalnya adalah para nabi Allah Swt. Para nabi berada dalam kapal-kapal yang dinamakan dengan nama dan panggilan mereka, hingga mereka memperoleh perlindungan di atas kapal untuk menjauh dari setan dan kejahatan manusia.

Nama dan panggilan kapal ini adalah “Agama Islam”, dan kaptennya Rasulullah saw, penumpangnya orang beriman, kokinya para cendekiawan, dokternya para Sufi Tuhan. Kapten yang diberkahi ini kemudian memberikan sebuah tali-pengikat kepada mereka yang telah naik di kapal-kapal lain atau mereka yang terjatuh di dalam lautan, dengan mengucapkan, “Ayo naiklah ke kapalku, selamatkan diri kalian dari kehancuran.”

Ini ibarat dan perumpamaan. Allah Swt befirman: Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS. al-‘Asr: 1-3)

Tidak seorang pun mampu menyelamatkan diri selain dengan keimanan, berdiri kukuh dalam kebenaran dan mengajak orang lain beriman, bertahan dengan kesabaran dan mengajarkan kesabaran kepada orang lain. Seluruh manusia berada dalam kerugian. Tidak ada kesempatan berlari darinya selain bagi mereka yang memasrahkan kehendak-diri kepada keimanan, melakukan amal salih, menyuarakan kebenaran dan saling nasihat-menasihati di dalam kesabaran. Mereka pasti memperoleh keselamatan dan terhindar dari kerugian.