Belajar Ikhlas Dari Sayidah Fathimah as; Tidak Mengharapkan Balasan dan Ucapan Terima kasih(2)

Hari pertama puasa, ketika hendak berbuka, datanglah orang miskin kepada mereka. Mereka pun memberikan jatah buka hari pertama puasa kepada orang miskin dan melewatkan malam dan hari pertama puasa tanpa makan. Hari kedua puasa, ketika hendak berbuka, datanglah anak yatim, mereka pun memberikan jatah buka puasa hari kedua kepada anak yatim. Hari ketiga puasa, Ketika hendak berbuka datanglah tawanan, mereka pun memberikan jatah buka puasa hari ketiga kepada tawanan. Mereka melewatkan tiga hari puasa tanpa makan. Kisah ini pun dalam ayat kedelapan surat Al-Insan berikut ini.

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS. Al-Insan:8)

Hari keempat Rasulullah Saw mendatangi mereka dan mendapati Sayidah Fathimah as bersandar di mihrab dalam kondisi perutnya seperti menempel ke punggungnya karena tidak kemasukan makanan selama tiga hari. Rasulullah Saw sedih melihatnya seraya berkata, “Ya Allah, lihatlah Ahlul Baitku mati kelaparan!”[1]

Pada saat itu, turunlah Malaikat Jibril dan menurunkan ayat Al-Insan ini kepada Rasulullah yang menjelaskan tentang keagungan Ahlul Baitnya.

Allah Swt dalam ayat tersebut menceritakan bahwa Sayidah Fathimah memberikan makan, padahal beliau sendiri membutuhkannya. Redaksi ‘’ala hubbihi’, dalam Tafsir Al-Mizan[2] [3]disebutkan bahwa kondisi mereka menginginkan, membutuhkan makanan tersebut, namun mereka lebih mendahulukan orang miskin, anak yatim dan tawanan. Inilah itsar atau pengorbanan level tertinggi yang telah diajarkan Sayidah Fathimah as kepada kita. Biasanya kita bersedekah saat ada lebih setelah kebutuhan kita tercukupi, namun Sayidah Fathimah as mengajarkan untuk bersedekah pada level lebih tinggi, yaitu saat kita butuh pun kita tetap bersedekah.

Tak hanya itu, mereka juga, terkhusus Sayidah Fathimah as, mengajarkan bahwa meskipun kita telah bersedekah pada level tinggi, atau telah berkorban untuk orang lain, namun tidak mengharapkn balasan (jaza’) dan ucapan terima kasih (syukura) dari manusia, tapi murni ikhlas karena Allah SWT.

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا

 “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu. (QS. Al-Insan:9)

Apa pun yang kita lakukan, kebaikan dan pengorbanan apa pun yang kita perbuat untuk manusia, baik untuk orang tua, anak, saudara, pasangan, teman, tetangga, dan lainnya, maka janganlah mengharapkan balasan atau pun ucapan terima kasih dari manusia. Karena berharap kepada manusia disamping jika tidak sesuai harapan itu akan membuat kecewa, juga akan mensirnakan pahala. Memang tidak mudah, tapi juga tidak mustahil, perlu latihan dan komitmen serta konsistensi dengan meneladani Sayidah Fathimah as. Semoga kita dapat memiripkan perilaku kita dengan perilaku Sayidah Fathimah as sedikit demi sedikit, beliau sosok agung bukan hanya sekedar untuk dielu-elukan, namun juga untuk diteladani. wallahualam

[1] https://razan.basu.ac.ir/

[2] http://ghalambedast.blogfa.com/post/40

[3] Tafsir Al-Mizan, tafsir Surat Al-Insan ayat 8.