Imam Ali as bekata, “Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, telah terhenti dengan kematianmu hal-hal yang tidak terhenti dengan kematian siapa pun selain engkau, yaitu nubuwwah dan berita-berita (wahyu) dari langit. Engkau khususkan dirimu sehingga tiada penghibur selain engkau; sementara engkau buka dirimu sehingga semua orang menjadi sama rata di hadapanmu.”

Demikian besarnya kasih sayang Rasulullah saw kepada keluarganya sehingga seolah-olah beliau mengkhususkan dirinya untuk mereka saja. Namun risalahnya diperuntukkan bagi semua orang sedemikian sehingga mereka semua menjadi sama rata dalam menerimanya. (Syaikh Muhammad Abduh, Nahjul Balaghah, jil. 2, hal. 255)

Imam Ali as menambahkan, “Sekiranya engkau tidak memerintahkan kami agar bersabar dan tidak melarang kami berputus-asa, niscaya air-mata kami telah kami kuras habis dalam menangisimu. Dan semua itu masih amat sedikti dibanding beratnya perpisahan denganmu. Namun ketetapan Allah tak dapat kami tolak ataupun kami kembalikan.”

“Demi ayah dan ibuku, sebutlah kami di sisi Tuhanmu, ingatlah kami selalu.”