Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Manusia Tak Bahagia

1 Pendapat 05.0 / 5

Di masa kepemimpinan Imam Ali bin Abi Thalib as, hiduplah seorang muslim bernama Hartsamah bin Salim. Ia tidak berbahagia dan tidak terlalu menghormati kebesaran Imam Ali as. Namun istrinya termasuk wanita yang taat dan suci serta pecinta Imam Ali bin Ali Thalib as.

Hartsamah berkata, “Aku bertolak bersama Imam Ali dari Kufah menuju medan perang Shiffin. Ketika kami tiba di gurun Karbala, waktu salat telah tiba. Lalu kami menunaikan salat berjamaah bersama Imam Ali. Setelah selesai salat, beliau mengambil segenggam tanah Karbala dan menciumnya seraya berkata, ‘Wahai tanah! Darimu akan dibangkitkan suatu kaum yang akan masuk surga tanpa perhitungan (hisab).’”

“Lalu kami melanjutkan perjalanan ke medan Shiffin. Seusai pertempuran, aku pulang ke rumah. Aku menceritakan kepada istriku (yang Syiah) pengalamanku itu. Aku berkomentar, ‘Imam Ali mengaku memiliki ilmu gaib.’ Istriku menjawab, ‘Apa yang dikatakan adalah benar.’ Aku berkata, ‘Aku masih meragukan apa yang dikatakan Imam Ali.’”

Baca juga : Awal Rumah Tangga Imam Ali dan Sayyidah Fathimah

Sampai kemudian terjadilah peristiwa Karbala (Ibnu Ziyad mengerahkan bala tentaranya ke gurun Karbala untuk memerangi Imam Husain as). Aku ikut pasukan Umar bin Sa’ad dan bertolak ke Karbala. Di sana, aku terkenang ucapan Imam Ali yang ternyata benar. Karena itu, aku pun merasa sedih lantaran termasuk pasukan Umar bin Sa’ad.”

“Pada suatu kesempatan, aku memacu kudaku menuju Imam Husain dan menceritakan kepada beliau tentang ucapan ayahnya. Imam Husain berkata, ‘Sekarang apakah engkau termasuk pendukungku atau penentangku?’ Aku menjawab, ‘Tidak yang manapun. Sekarang aku sedang memikirkan nasib keluargaku.’ Beliau berkata, ‘Kalau begitu, segeralah pergi dari sini. Sebab orang yang ada di sini dan mendengar panggilanku lalu enggan menolongku, pasti akan masuk neraka.”

Hartsamah orang yang tidak berbahagia. Dalam kondisi genting semacam itu, ia justru enggan bergabung bersama Imam Husain as. Ia pun segera memacu kudanya keluar dari gurun Karbala demi menyelamatkan nyawanya.