Ancaman Fitnah

Tugas Rasulullah saw hampir usai. Kota Mekah telah dikuasai dan dibuka, akar kemusyrikan telah dicerabut dari seluruh Jazirah Arab, dan rumah Allah Swt telah disucikan dari noda dan berhala.

Rasulullah saw cukup mawas diri dan sadar untuk tidak silau oleh kemenangan demi kemenangan yang diraihnya. Sebab, beliau yang paling mampu membaca karakter umatnya lebih dari siapa pun. Beliau dapat melihat dengan jelas adanya api kemunafikan, baik dari mereka yang berkamuflase bersama Rasulullah saw dari Madinah maupun dari orang-orang yang masuk Islam secara paksa di kota Mekah (kaum Tulaqa) dikarenakan pedang-pedang kekuatan para pahlawan Islam berada di atas kepalanya. Ada pula fanatik kesukuan maupun peradaban-peradaban jahiliah yang masih tumbuh subur di balik tabir Islam.

Rasulullah saw senantiasa memperingatkan umatnya dari fitnah yang akan melanda dan memorak-porandakan panji Islam, baik itu di zaman beliau hidup ataupun setelah beliau berpulang ke Rahmatullah.