Rasulullah Dianugerahi Seorang Putri
Setelah diutus sebagai Rasulullah, Nabi Muhammad saw kembali kepada Sayyidah Khadijah setelah melewati ibadah selama 40 hari. Beliau menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa Jibril memberi berita gembira bahwa Allah Swt akan menganugerahkan seorang putri, yang keturunannya penuh berkah dan suci. Allah Swt dengan segera akan menganugerahkan keturunan Rasulullah melalui keberadaannya dan darinya akan muncul generasi yang menjadi imam dan khalifah Allah Swt setelah terputusnya wahyu.
Ketika mengandung, Sayyidah Khadijah merasa akrab dengan Fathimah yang berada dalam perutnya. Suatu hari Rasulullah saw memasuki kamar dan mendengar Sayyidah Khadijah sedang berbicara dengan seseorang. Beliau bertanya, “Wahai Khadijah! Engkau sedang berbicara dengan siapa?” Sayyidah Khadijah menjawab, “Anak yang berada dalam perutku berbicara denganku dan mengakrabiku serta membuatku merasa tenang.”
Hari berlalu dan masa kelahiran anak yang dinanti ini semakin dekat. Saat itu tidak ada perempuan Mekah yang akan membantu persalinan. Sayyidah Khadijah sangat bersedih. Namun tiba-tiba empat sosok perempuan dengan postur tubuh yang tinggi memasuki ruangan. Ketika melihat mereka, Sayyidah Khadijah merasa takut. Seseorang dari mereka lalu berkata, “Wahai Khadijah! Jangan bersedih. Kami diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu. Kami adalah saudarimu. Aku adalah Sarah. Perempuan yang duduk bersamamu di surga adalah Asiah binti Muzahim. Sementara yang satu ini adalah Maryam putri Imran dan yang itu adalah Kultsum, saudari Musa bin Imran. Allah mengutus kami kepadamu untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan di saat seperti ini.”
Ketika Sayyidah Fathimah as lahir ke dunia, muncul cahaya terang benderang di langit yang tidak pernah disaksikan sebelumnya oleh para malaikat. Empat perempuan itu mengatakan, “Wahai Khadijah, ambillah anakmu yang berada dalam keadaan suci, disucikan dan penuh berkah dan Allah menjadikannya dan keturunannya berkah.”