Hak Sayyidah Fathimah dari Lisan Suci Rasulullah

Kita tentu kerap membaca hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw tentang Sayyidah Fathimah as yang jumlahnya banyak dalam kitab-kitab induk Islam, baik Sunni maupun Syi’ah. Terdapat puluhan hadis dalam kitab-kitab induk Islam yang diriwayatkan dari Rasulullah saw tentang putrinya, Sayyidah Fathimah as. Di antaranya yang paling terkenal adalah, “Fathimah adalah bagian dari diriku, Allah ridha dengan keridhaannya, dan muka dengan kemurkaannya. Barangsiapa menyakiti Fathimah, berarti menyakitiku, dan barangsiapa membuat ridha Fathimah, berarti membuatku ridha.”

Demikian pula kita kerap membaca riwayat-riwayat para Imam Ahlulbait as tentang keutamaan Ibunda mereka, Sayyidah Fathimah as. Di antaranya perkataan Imam Husain as, “Ibuku lebih utama dari diriku.” Dan banyak lagi hadis-hadis lain yang diriwayatkan dari para imam Ahlulbait as seputar keutamaan Sayyidah Fathimah as.

Semua itu tidak lain menunjukkan dua perkara penting. Perkara pertama adalah kedudukan dan keutamaan istimewa yang dimiliki Sayyidah Fathimah as, yang menuntut cinta, penghormatan, dan peneladanan kepadanya dari seluruh umat, baik laki-laki maupun perempuan.

Ini mengingat sabda Rasulullah saw tidak bertolak dari perasaan semata, melainkan dari tindakan beliau yang tidak berbicara dari keinginannya, sebab tidaklah yang dikatakan Rasulullah melainkan wahyu yang diwahyukan. Maka saat Rasulullah saw berbicara tentang puterinya dengan kadar sedemikian rupa, itu berarti beliau memiliki derajat dan kedudukan yang wajib diperhatikan oleh umat ini. Dan wajib atas umat ini untuk mengambil manfaat dari kedudukan istimewa yang dimiliki Sayyidah Fathimah as.