Syiah di Bawah Naungan Imam Muhammad Jawad
Telah kita katakan sebelumnya bahwa sesungguhnya Syiah di masa Imam Ali Ridha as telah mencapai kekuasaan politik besar, yang mendorong Makmun mengundang Imam Ali Ridha as dan memaksanya menerima jabatan resmi dalam kekhalifahan. Meskipun beliau akhirnya menyetujui pengangkatannya itu, namun persetujuan ini dibarengi syarat untuk sama sekali tidak mencampuri urusan politik resmi, bahkan yang berkaitan dengan mengimami orang-orang dalam salat ied.
Dengan syarat ini, Imam Ali Ridha as telah menggagalkan rencana-rencana dan tujuan-tujuan jahat Makmun. Sehingga, Imam Ali Ridha as tetap menjadi simbol dan harapan bagi umat. Imam Muhammad Jawad as tetap meneruskan jalan yang ditempuh oleh ayahnya ini, sebagaimana Makmun juga berupaya menjalankan rencana yang sama terhadapnya.
Imam Muhammad Jawad as, selain memiliki karakter keilmuan yang kuat, juga melakukan perlawanan politis terhadap penguasa saat itu. Ini mendorong Makmun untuk menawarkan Imam Muhammad Jawad as sebuah rumah di Baghdad (agar lebih mudah mengawasinya). Namun, Imam Muhammad Jawad as menggagalkan rencana Makmun ini dengan menolak tawaran Makmun itu. Imam Muhammad Jawad as lebih memilih tetap tinggal di Madinah dan mengkonsolidasi Syiahnya.