Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mencintai Imam Ali Menurut AI-Qur’an dan Sunah(1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Pengaruh cinta dengan sendirinya membuktikan bahwa mencintai yang suci adalah alat perbaikan dan penyucian jiwa. Lantas, apakah Islam dan Al-Qur’an telah menentukan seseorang yang layak kita cintai?

Ketika membahas tindakan para nabi sebelumnya, Al-Qur’an menunjukkan bahwa seluruh nabi menyatakan, “Kami tidak meminta upah dari manusia, upah kami hanya dari Tuhan.” Meskipun begitu, kepada Nabi terakhir, Al-Qur’an berfirman:

“Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku, kecuali cinta bagi keluarga(ku).'” (QS. asy-Syura: 23)

Pertanyaan muncul, mengapa seluruh nabi tidak meminta upah, sementara Nabi yang paling mulia ini meminta “upah” dalam bentuk kasih sayang kepada keluarga dekatnya sebagai imbalan atas risalahnya?

Al-Qur’an memberikan jawaban tegas:

“Katakanlah: ‘Upah apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untukmu. Upahku hanyalah dari Allah.'” (QS. Saba’: 47)

Dengan kata lain, apa yang aku minta sebagai upah sebenarnya adalah untuk kepentingan kalian, bukan untuk diriku sendiri. Kasih sayang ini menjadi ikatan penting demi penyempurnaan dan perbaikan diri kalian. Makna “keluarga” di sini jelas merujuk kepada Ali bin Abi Thalib as.

Imam Fakhruddin ar-Razi berkata, “Zamakhsyari menyampaikan dalam tafsir Al-Qur’an-nya, al-Kasyaf, bahwa ketika ayat itu turun, mereka berkata, ‘Ya Rasulullah, siapakah keluarga yang dimaksud yang harus kami cintai?’ Beliau berkata, ‘Ali dan Fatimah dan putra-putra mereka.’ Sudah menjadi mantap berdasarkan hadis ini bahwa empat orang ini adalah keluarga Nabi saw, dan bahwa mereka patut menerima penghormatan dan cinta dari masyarakat. Masalah ini dapat dinalarkan dengan sejumlah cara:

1. Ayat: “…kecuali cinta bagi keluargaku.”

2. Tanpa diragukan lagi, Nabi saw sangat mencintai Fatimah. Beliau menyatakan, “Fatimah adalah bagian dari aku. Yang menyakiti Fatimah berarti menyakiti aku.” Selain itu, beliau juga mencintai Ali, Hasan, dan Husain. Keyakinan ini didukung oleh sejumlah hadis mutawatir yang membahas masalah ini secara rinci.

Jadi, kasih sayang pada mereka merupakan kewajiban seluruh umat, karena Al-Qur’an memerintahkan: “Dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. al-A ‘raf: 158)

Al-Qur’an juga menegaskan:

“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. al-Ahzab: 21)

Bersambung ...