Manusia Tahu Penciptanya
Manusia tidak memerlukan cara-cara lahiriah untuk mengenal Allah Swt. Apabila kita menyelami lubuk ruhani kita, niscaya kita akan memahami bahwa kita diciptakan, bahwa kita mempunyai Tuhan.
Sebagai contoh, seorang lelaki menemui Imam Ja’far Shadiq as dan meminta beliau membuktikan adanya Allah Swt Yang Mahamulia. Imam as lalu bertanya kepadanya, apakah ia pernah berlayar dengan kapal. Orang itu menjawab, ya. Lalu Imam as kembali bertanya, apakah dalam pelayaran itu terjadi situasi di mana timbul bahaya dan kapal itu akan tenggelam sehingga orang-orang panik karena membayangkan kapal itu bakal karam dan mereka akan mati. Orang itu pun menjawab, ya.
Imam as lalu bertanya, “Adakah engkau berpikir tentang suatu kuasa yang dapat menyelamatkanmu?” Tatkala orang itu mengatakan ya, imam menyimpulkan, “Itulah Allah yang Mahakuasa.” (Bihar al-Anwar, jil. 3, hal. 41)
Bila kita berada dalam bahaya dan merasa tak ada orang yang dapat menolong, pengetahuan fitriah kita akan segera dibangunkan dan diaktifkan.