Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

La Fataa Illa ‘Ali

0 Pendapat 00.0 / 5

La Fataa Illa ‘Ali (bahasa Arab:لا فَتَى إلاّ عَلي) Kalimat tersebut merupakan seruan langit yang diserukan oleh salah satu malaikat untuk menjelaskan keagungan Ali bin Abi Thalib as.[1] Berdasarkan berbagai riwayat yang dinukil dari Syi’ah dan Sunni, (panggilan tersebut) dikumandangkan ketika Imam Ali bin Abi Thalib as sedang melindungi Rasulullah saw di perang Uhud, kemudian sebuah seruan langit terdengar, لا سَیفَ اِلاّ ذُوالفَقار و لا فَتی اِلاّ علي

“Tidak ada pedang semisal Dzulfikar, dan tidak ada pemuda seperti Ali.”[2]

Sebagian riwayat mengatakan bahwa yang menyerukan kalimat tersebut adalah Jibril,[3] di sebagian hadits lainnya, malaikat bernama Ridwan[4] dan sebagain hadits lain tidak menyebutkan siapa penyerunya.[5] Beberapa laporan menyebutkan bahwa kejadian ini terjadi pada perang Badar[6] atau Khaibar.[7] Allamah Amini (W. 1390 HQ) penulis kitab Al-Ghadir, dengan berpegang pada beberapa hadits, beliau berkeyakinan bahwa kejadian ini (seruan langit itu) terjadi beberapa kali.[8] Kemudian terdapat pula dalam beberapa riwayat mengatakan bahwa ketika Imam Ali bin Abi Thalib menyebutkan keagungan tentang dirinya sendiri, beliau menyebutkan kalimat tersebut.[9]

Seperti yang dikatakan oleh Allamah Amini, bahwa para ahli hadits berbeda pendapat tentang penukilan hadits tersebut.[10] Pada kitab Kifayah al-Thalib fi Manaqib Ali bin Abi Thalib, salah sebuah kitab Ahlusunah (ditulis pada abad ke-7 HQ) pada bab Mustaqla, yang membahas tentang beragamnya penukilan tentang hadits ini. Dikatakan bahwasanya para ahli hadits mengenai penukilan hadits tersebut berbeda pendapat.[11] Oleh karenanya, beberapa penulis Ahlusunah berkeyakinan bahwa hadits yang memuat tentang kejadian itu dikategorikan sebagai hadits Ja’li (buatan).[12] Disebutkan pula bahwa Ibnu Taimiyah menganggap hadits yang memuat kejadian itu bohong.[13]

Lafadz لا سَیفَ اِلاّ ذُوالفَقار و لا فَتی اِلاّ عَلی sudah di tuliskan di banyak pedang.[14] Para penyair seperti, Sa’di,[15] Khajawi Karmani,[16] dan Attar Naisaburi,[17] mereka banyak sekali membuat syair dan tulisan dengan menggunakan kalimat tersebut. Lagi-lagi Allamah Amini mengatakan bahwa Hassan bin Tsabit dengan izin dari Rasulullah saw melantunkan sebuah syair berkaitan dengan itu.[18]

Attar Naisyaburi :

لا فتی الا علی در جان من _____ ذوالفقار و سیف او ایمان من
“La Fata Illa ‘ali jiwaku # Dzulfikar dan pedangnya adalah imanku”[19]

Shah Nikmatullah Wali :

نفس خیر المرسلین است و ولی کردگار_____ لافتی الّا علی لاسیف الّا ذوالفقار
“Jiwa sebaik-baiknya utusan dan kekasih Tuhan, Tidak ada pemuda seperti Ali dan tidak ada pedang semisal Dzulfikar”[20]

Muhtasyam Kasyani :

لا فتی الا علی گویند اهل روزگار ساکنان آسمان لا سیف الا ذوالفقار
“Penduduk bumi berkata,’Tak ada pemuda seperti Ali’ # Dan penduduk langit pun berkata,’Tak ada pedang seperti Dzulfikar”[21]

Pranala Terkait
Dzulfikar
Keutamaan Imam Ali as
Catatan Kaki
1. Kulaini, al-Kafi, jld. 8, hlm. 110.
2. Silakan lihat ke: Kulaini, al-Kafi, jld. 8, hlm. 110; Syekh Shaduq, Amāli, hlm. 200; Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 87, Syekh Thusi, Amāli, hlm. 143; Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 2, hlm. 100; Thabari, Tarikh al-Thabari, jld. 2, hlm. 514.
3. Syekh Shaduq, ‘Uyun Akhbar al-Ridha, jld. 1, hlm. 85.
4. Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 87; Fatal Neisyaburi, Raudhah al-Wa’izhin, jld. 1, hlm. 128.
5. Syekh Shaduq, ‘Ilal al-Syarayi’ , jld. 1, hlm. 7.
6. Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 167, hadis 200.
7. Sibth Ibnu Jauzi, Tadzkirah al-Khawash, hlm. 26.
8. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 104.
9. Syekh Shaduq, al-Khishal, jld. 2, hlm. 550; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 39, hlm. 201.
10. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 104.
11. Ganji, Kifayah al-Thalib, hlm. 277-280.
12. Ibnu Jauzi, al-Maudhu’at, jld. 1, hlm. 381-382.
13. Halabi, al-Sirah al-Halabiyah, jld. 2, hlm. 321.
14. Zarwani, Dzulfaqar, hlm. 849.
15. Sa’di, Kuliyat Sa’di, qasidah 1.
16. Khajui Kermani, Divan Asy’ar, hlm. 133.
17. Athar Neisyaburi, Musibat Nameh, hlm. 34.
18. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 105.
19. Athar, Madzhar al-‘Ajaib, hlm. 69.
20. Syah Ni’matullah Wali, Divan Hazrat-e Syah Ni’matullah Wali, hlm. 826.
21. Syahriyar, Divan Syahriyar, jld. 1, hlm. 69.