Syarat Menjadi Tamu Allah di Bulan Ramadhan

Imam Khomeini menekankan pentingnya memperbaiki umat Islam. Orang yang tidak memperbaiki umat Islam dengan tangan, lidah, dan matanya, tidak bisa disebut sebagai seorang muslim yang sebenarnya. Sebagai muslim, seseorang harus memperbaiki keadaan masyarakat dengan diri dan hartanya.

Hati manusia ibarat cermin bersih dan berkilau, namun menerima bias dari keadaan dunia dan dosa yang banyak. Oleh karena itu, orang yang mampu melakukan ibadah puasa dengan niat ikhlas dan bersih dari riya atau pamer, maka telah berhasil mengambil faedah dari Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Ia telah melakukan ibadah puasa dengan menjauhi keinginan nafsu syahwat dan menjauhkan diri dari kepentingan lain selain dari Allah Swt.

Dengan demikian, ia telah melakukan ibadah puasa sebagaimana yang dituntut Islam. Orang yang berbuat demikian akan mendapat pertolongan Allah Swt, karena telah sukses menolak segala kecemaran dunia dan kegelapan dosa.

Beliau mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati dalam melakukan amalan dan menjaga hati dari nafsu syahwat serta godaan dunia yang membutakan kita. Dus beliau mengingatkan kita tentang betapa pentingnya menjaga hubungan dengan Allah Swt dan Rasulullah saw, karena hubungan ini merupakan titik tolak kebaikan kita di dunia dan akhirat. Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang memiliki nilai sangat besar dalam agama Islam. Dengan berpuasa, kita dapat memurnikan hati dan diri kita dari segala kejelekan dan mendapat keberkahan dari Allah Swt.

Allah Swt telah memberikan karunia-Nya kepada manusia melalui berbagai cara, termasuk dengan mengutus para nabi dan menurunkan kitab suci. Allah juga memberikan kemampuan kepada manusia untuk berpikir dan berusaha mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan menghargai nikmat yang diberikan Allah Swt dengan melakukan amalan-amalan yang baik dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.

Imam Khomeini mengakhiri pesannya dengan mengingatkan kita bahwa segala amalan yang kita lakukan akan dihitung dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt di akhirat kelak. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dalam bertindak dan menjaga hubungan baik dengan-Nya serta Rasulullah saw. Dengan begitu, kita dapat meraih keberkahan hidup di dunia dan akhirat.