Meraih Hikmah Bulan Ramadan (16)

Dalam bermunajat dan berdoa kepada Tuhan, tidak ada yang lain selain kebaikan, cinta, menceritakan rahasia dan melihat kebaikan. Dalam kesendirian bersama Tuhan, ada kenikmatan tak terhingga yang hanya bisa diterima dengan meraih dan mengecap, dan manisnya cinta dan kasih sayang tidak bisa diungkapkan dengan cara apapun. Dalam doa Iftitah kita membaca:

الحمد لله الذی لا یُهتک حجابه، ولا یُغلق بابه، ولا یُردُّ سائله، ولا یُخیَّبُ آمله

Segala puji bagi Allah yang tak terkoyakkan tirai-Nya, tak tertutup pintu-Nya, tak tertolah peminta-Nya, dan tak tersia-siakan pengharapan-Nya.

Tidak ada penjaga gerbang yang mencegah masuknya tongkang rahmat Tuhan. Siapa pun yang memanggilnya, Tuhan akan menjawabnya, dan di atas segalanya, Dia memanggil hamba-hambaNya kepadanya dan mengundang mereka untuk beramal sehingga semuanya siap menerima Anda.

ولا یُغلق بابه ولا یُردُّ سائله:

Pintu rahmmat-Nya tidak tertutup dan para peminta tidak ditolak

Tuhan senantiasa mengiringi harapan dan keinginan dari setiap pengharap. Karena Tuhanlah yang telah membuka pintu pengharapan akan rahmat dan ampunan-Nya. Oleh karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk berdoa kepada Tuhan dan berharap itu akan dikabulkan.

(الحمد لله الذی ) لاَیُخَیَّبُ آمِلُهُ: dan tak tersia-siakan pengharapan-Nya

Kami berharap untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh dunia, masa depan di mana para penguasa memerintah dengan adil dan hak-hak kaum tertindas tidak dilanggar. Kami berharap untuk rahmat Allah seperti yang disebutkan dalam ayat kelima Surah al-Qasas:

«وَ نُرِیدُ أَن نَّمُن‌َّ عَلَی الَّذِین‌َ اسْتُضْعِفُواْ فِی الاْرْض‌ وَ نَجْعَلَهُم‌ْ أَئمَّه‌ً وَنَجْعَلَهُم‌ُ الْوَ َرِثِین‌َ:

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)

Benar! Kita berharap terealisasinya janji Tuhan, tentunya harapan ini sebuah harapan yang sejati ketika membuat manusia bergerak untuk meraih keinginannya. Di riwayat disebutkan bahwa "kunci dari semua kesengsaraan manusia adalah kemalasan dan ketidaksabaran". Seperti yang dikatakan Imam Ali as, harapan yang tidak membuat manusia berusaha adalah kebohongan. Dalam khutbah ke 160 Nahjul Balaghah, Imam Ali as berkata, Dia mengklaim bahwa dia berharap pada Tuhan. Aku bersumpah demi Tuhan bahwa dia berbohong. Mengapa harapannya tidak muncul dalam tindakannya? Siapa pun yang berharap, harapannya nyata dalam tindakannya" (dan dia berusaha untuk mencapai tujuannya).

Kita berharap supaya harapan ini bukan kebohongan dengan berusaha sehingga terbuka peluang untuk terealisasinya janji ini. Janji yang diyakini oleh pengikut seluruh agama ilahi: Janji kemunculan sang penyelamat umat manusia. Mereka yang menunggu kemunculan juru selamat, tapi tidak berusaha maka ia bukan penunggu sejati. Benar! Harapan yang disertai dengan penantian akan menjadi faktor penggerak, harapan akan kemunculan Imam Mahdi yang dijanjikan dan pembentukan sebuah pemerintahan yang adil di seluruh dunia olehnya yang seperti janji pasti Tuhan, suatu hari benderanya akan berkibar di seluruh dunia, para penanti selalu berharap akan datanganya masa depan yang gemilang.

Di hari-hari terang ini, ketika seluruh diri kita penuh dengan harapan akan rahmat Tuhan, kita memenuhi kebutuhan kita dan mengatakan, "Wahai penghapus duka dan wahai dermawan di dunia ini dan di akhirat, kirimkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya dan hilangkan kesedihan kita. Ya Allah, putuskan kebutuhan kami akan dunia dan tariklah kami pada apa yang ada bersama-Mu dan jadikan kepercayaan sejati pada-Mu dalam hidup kami. Ya Alllah! Beri kami kesabaran dan ketabahan dan jaga kami tetap di jalan yang benar dan bantu kami untuk mengalahkan orang-orang kafir dan penindas."