Ramadhan, Bulan Ampunan dan Keberkahan

Rasulullah saw, dalam Khutbah Sya’baniyahnya yang terkenal, menilai bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan ampunan dan keberkahan. Bulan itu adalah bulan rahmat, karena seluruh amal perbuatan rutinitas manusia, seperti tidur dan bernafas mendapat ganjaran pahala ibadah, terlebih lagi ibadah itu sendiri.

Bulan itu adalah bulan ampunan dan pemberian maaf. Karena di bulan itu, lautan kasih sayang Ilahi dan pemberian maaf-Nya melimpah ruah. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, sementara setan-setan dibelenggu dengan rantai. Setiap malam, sebagaimana maktub di dalam riwayat, Allah Swt mengampuni tujuh puluh ribu orang, dan di malam qadar, Dia mengampuni sejumlah orang yang diampuni selama satu bulan kecuali orang-orang yang menyimpan kemarahan dan mengadakan permusuhan terhadap saudara-saudara seagamanya. Dosa-dosa mereka tidak akan diampuni sebelum mereka berdamai.

Bulan itu adalah bulan penuh keberkahan. Karena di bulan itu berbagai macam kenikmatan, karunia, baik yang bersifat maknawiyah maupun Ilahiyah, diturunkan. Di bulan itu, rahmat Ilahi turun dengan deras kepada manusia. Nikmat yang paling besar adalah turunnya al-Quran yang merupakan hidangan langit yang paling agung. Sungguh beruntung orang-orang yang dapat meneguk air jernih pengetahuan darinya, sempat merenung dan bertadabbur atasnya, mengambil permata-permata dari lautan ajarannya, kebun indah hikmahnya, dan nasihat-nasihatnya yang semerbak.

Sebagian negeri Islam, khususnya negeri Islam Iran, mengharumkan dirinya di bulan ini dengan tabligh dan menyebarkan ma’arif Ilahiyah. Karena kaum muslimin, dengan memasuki bulan jamuan Ilahi ini, menyambut para muballigh dan para pecinta ma’arif Ilahiyah dengan senang hati. Oleh karena itu, kita saksikan rangkaian kajian al-Quran, bacaan, tafsir, dan penjelasan ma’arifnya serta hukum-hukum syariat serta bertawassul kepada Ahlulbait as bertebaran di setiap gang dan jalan raya.