Al-Quran: Lahirnya Menakjubkan, Batinnya Mendalam

Al-Quran adalah karya seni tiada dua. Satu di antara dimensi keagungan al-Quran adalah keindahan sisi estetikanya. Tahap pertama yang menarik segenap hati memasuki Islam laksana magnet adalah dimensi estetika al-Quran. Orang-orang Arab, selain memahami irama kata, juga mengenal bahasa sastra. Demikian yang popular di tengah kehidupan bangsa Arab saat itu, di mana tiba-tiba mereka melihat sesuatu yang muncul di tengah mereka.

Mereka tidak pernah mendengar hal yang mirip dengannya, bukan dengan syair juga prosa, melainkan suatu fenomena karya seni luar biasa. Inilah yang dikatakan Amirul Mukminin as, “Bentuk lahirnya indah dan batinnya mendalam.” Kata “aniq” berarti keindahan yang membuat takjub, keindahan yang saat dilihat oleh seseorang, akan membuatnya merasa takjub. Ini yang ada dalam al-Quran.

Jika akrab dengan al-Quran, banyak membaca dan mendengar ayat-ayatnya, saat itu ia akan memahami betapa indahnya kalimat-kalimat di dalam al-Quran. Baik dimensi seninya yang harus dijalankan dengan seni. Kita boleh membaca dengan gaya apapun saat di rumah. Baik membaca dengan suara atau tanpa suara. Tentunya ada pula anjuran agar suara lantunan al-Quran terdengar oleh orang di luar rumah. Ini bertujuan untuk menciptakan suasana qurani di tengah masyarakat dengan mengeluarkan suara lantunan al-Quran dari rumah.

Akan tetapi, ketika seorang membaca sendiri bagi dirinya, baik membaca pelan, tinggi tanpa atau dengan suara, ini tidak ada bedanya. Namun, jika kalian memiliki pendengar yang ikut membaca di tengah suatu majelis, di situ kalian ingin mempengaruhi para pendengar. Di sanalah seni (membaca) harus dikeluarkan di tengah medan. Seni harus memberikan perannya di sana, pendengar bisa dipengaruhi dengan seni bacaan kita. Inilah kenapa kita mendengar dan memuji lantunan al-Quran para qori.

Kalian membaca karya seni tiada duanya ini dengan penuh keahlian artistik. Hasil dari pengaruhnya akan menjadi beberapa kali lipat. Tentunya, dengan syarat bahwa aspek bacaan seni ini dilakukan dengan benar. Jika dilakukan dengan penuh ketelitian, saya beberapa kali berpesan kepada saudara/saudari, bacalah al-Quran dengan nada seakan kita ingin memahamkan maknanya pada para pendengar.