Kesyahidan Imam Ja’far Shadiq
Manshur memerintahkan gubernurnya di Madinah untuk mengikis habis citra dan pengaruh besar Imam Ali as di sana. Hingga suatu hari, gubernur Madinah naik mimbar dan mulai mencaci maki Imam Ali as serta keluarganya. Tiba-tiba Imam Ja’far Shadiq as bangkit dan berkata, “Adapun sanjungan yang telah kau sampaikan, maka kamilah pemiliknya, dan segala hujatan yang telah kau katakan, maka kau dan sahabatmu lah (Mansur) yang lebih pantas jadi objeknya.”
Lalu Imam Ja’far Shadiq as menoleh ke khalayak dan berkata, ”Aku peringatkan kepada kalian akan orang yang paling ringan timbangan amalnya, paling jelas merugi di Hari Kiamat, dan paling celaka keadaannya, yaitu orang yang menjual akhirat dengan kesenangan duniawi orang lain. Orang itu adalah gubernur yang fasik ini.”
Gubenur itu segera turun dari mimbar sambil menanggung segunung rasa malu dan hina.
Dikisahkan, suatu saat di sebuah ruang pertemuan, seekor lalat bermain-main di hidung Mansur. Berulang kali ia mengusirnya. Lalat itu tetap saja kembali, sehingga ia merasa kesal dan berang. Lalu ia berpaling kepada Imam Ja’far as. dan berkata, “Untuk apa Allah menciptakan lalat?”
Imam Ja’far Shadiq as menjawab, “Untuk menghinakan hidung orang sombong.”
Mansur begitu geram. Ia tak tahan lagi melihat keberadaan Imam Ja’far Shadiq as di bawah kekuasaannya. Lalu, ia berencana membunuh beliau. Akhirnya, ia berhasil meracuni beliau. Imam Ja’far Shadiq as syahid pada 25 Syawal.