Sebab Penolakan Imam Ja’far Shadiq
Penolakan Imam Ja’far Shadiq as bukan hanya karena mengetahui bahwa Bani Abbas akan menjadi penghalang dan sekaligus akan membunuhnya. Jika beliau tahu bahwa kesyahidannya akan memberikan pengaruh yang lebih baik bagi Islam dan kaum muslim, tentu beliau akan memilih kesyahidan, sebagaimana Imam Husain as.
Sesuatu yang paling baik dan paling bermanfaat bagi Islam dan kaum muslim adalah memimpin sebuah kebangkitan keilmuan, pemikiran, dan pengajaran, yang mana pengaruhnya masih dapat kita saksikan hingga sekarang. Ini sebagaiman yang paling banyak bermanfaat dan paling diperlukan di masa Imam Husain as adalah gerakan kebangkitan melawan penguasa lalim, sehingga pengaruh dan bekas-bekasnya masih tetap ada sampai sekarang.
Rahasianya terletak pada diri. Yaitu, pada semua pekerjaan, baik itu yang berkaitan secara fisik, jihad, amar makruf dan nahi munkar, maupun sikap diam dan taqiyyah, kesemuanya harus mempertimbangkan pengaruh dan hasil yang akan ditimbulkan pada masa itu. Singkatnya, semua itu bukanlah perkara yang bersifat ta’abbudi seperti wudu, mandi, salat, dan puasa. Pengaruh dari semua aktivitas itu berbeda-beda untuk zaman dan situasi yang berbeda-beda. Kadang-kadang pengaruh gerakan jihad lebih bermanfaat bagi Islam, namun terkadang pula sikap diam dan ber-taqiyyah justru lebih bermanfaat bagi Islam.
Terkadang bentuk dan sifat dari suatu gerakan dan kebangkitan berbeda-beda pada masing-masing zaman. Semua ini bergantung kepada karakteristik dan keadaan masing-masing zaman.