Sifat dan Etika Imam Ali Ridha
Kesucian hati, ketajaman pandangan, keluasan ilmu, keimanan yang kuat kepada Allah Swt, dan perhatiannya yang besar terhadap nasib masyarakat merupakan sejumlah sifat mulia yang khas pada diri Imam Ali Ridha as. Kurang lebih selama 20 tahun, beliau memikul tanggung jawab sebagai imam dan pemimpin kaum muslimin. Salah satu julukan beliau adalah “Rauf” atau penyayang. Beliau memiliki hubungan baik dengan orang kaya dan fakir-miskin, cerdik-pandai dan masyarakat awam, serta para pecinta bahkan musuh-musuh beliau.
Salah seorang sahabat Imam Ali Ridha as berkata, “Setelah menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, beliau as selalu bersikap ramah dan penuh kasih sayang terhadap anggota keluarga dan orang-orang sekitarnya. Setiap kali menyambut hidangan makan, beliau as selalu memanggil anak kecil, orang dewasa bahkan para pekerja.” Ketika para budak tidak memperoleh hak-hak minimalnya, Imam Ali Ridha as memperlakukan mereka dengan baik dan penuh kasih sayang. Mereka mendapat tempat dan dihormati di rumah sang imam. Mereka banyak belajar etika dan nilai-nilai kemanusiaan dari sang imam. Selain memperlakukan mereka dengan kasih sayang, Imam as senantiasa menasehati bahwa jika kalian tidak memperlakukan manusia dengan seperti ini, maka kalian telah menzalimi mereka.
Ibrahim bin Abbas ketika berbicara tentang etika dan sifat Imam Ali Ridha as, berkata, “Beliau tidak pernah menyakiti orang lain ketika berbicara. Tak pernah memutuskan pembicaraan orang dan selalu memberi kesempatan kepada orang lain untuk menuntaskan pembicaraannya. Imam as sangat sopan dan aku tidak pernah melihat beliau as menjulurkan kakinya atau bersandar saat bersama orang lain. Imam tidak pernah membentak para pembantunya, tak pernah pula tertawa dengan suara lepas dan lebih sering tersenyum.”