Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mengapa Tuhan Memberi Kesempatan kepada Setan? (3)

1 Pendapat 05.0 / 5

Menerima Setan

 

Ketiga: Iblis tidak pernah menyerang jiwa dan raga kita, dan dia tidak melewati batas negara jiwa kita tanpa paspor, serangannya tidak pernah mengejutkan, dia masuk dengan izin kita sendiri. Dan kitalah yang membukakan pintu untuknya. Seperti yang dijelaskan al-Quran Surah an-Nahl ayat 99-100 yang mengatakan:

«إنّهُ لَيسَ لَهُ سُلطان عَلى الّذينَ آمَنوُا وَ عَلى رَبِّهِم يَتَوكّلُون * إنّمَا سُلطانَه عَلى الّذينَ يَتولّونَهُ وَ الّذينَ هُم بِهِ مُشرِكُون»

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.

Selain itu, dalam Surah al-Hijr ayat 42 disebutkan:

«إِنَ‏ عِبادِي‏ لَيْسَ‏ لَكَ‏ عَلَيْهِمْ‏ سُلْطانٌ‏ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغاوِينَ»؛

 Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.

 

Berdasarkan ayat ini, iblis dan seluruh setan tidak pernah diijinkan memasuki area jiwa dan hati manusia, kecuali manusia sendiri yang mengijinkannya, dan itu dengan mengikuti setan dan iblis.

 

Hal lainnya adalah benar bahwa kita tidak melihat setan dan kawan-kawannya, tetapi kita dapat melihat jejak kaki mereka; Di mana digelar pesta dosa dan di setiap titik instrumen-instrumen dosa telah siap, dan kapan pun kemegahan dunia dan pemujaan terhadap kemewahan muncul, dan pada saat pemberontakan naluri, dan pada saat ketika api amarah dan murka berkobar, kehadiran setan adalah kepastian. Seolah-olah dalam kasus seperti itu, seseorang mendengar suara godaannya dengan hatinya dan melihat jejak kakinya dengan matanya.

 

Pada akhirnya adalah manusia tidak pernah terpaksa dalam setiap perbuatannya. Tuhan menciptakan manusia dalam kondisi bebas dan memiliki hak untuk memilih, sehingga dengan ia akan berkembang dengan terbaik dan dekat dengan Tuhan. Dan Tuhan membantunya melawan setan dan kebodohan dengan rahmat-Nya dan dengan bantuan rasul, kitab suci, akal, fitrah dan pengingat sehari-hari.