Filsafat Islam: Sebuah Pengantar Part 2
Pada bagian pertama tulisan Filsafat Islam: Sebuah Pengantar, dijelaskan mengenai prinsip ashālah al-wujūd wa I’tibāriyat al-māhiyah dan pada bagian ini akan dibahas mengenai prinsip wujud lainnya, akan tetapi kita akan sedikit mengulas prinsip awal agar tidak kehilangan rantai hubungan antara satu prinsip dengan prinsip lainnya.
Selanjutnya, kita perlu mengkonfirmasi pemahaman yang sudah didapatkan pada bagian pertama, perlu dipertegas makna dari mahiyah itu sendiri. Mahiyah secara sederhana menjelaskan tentang ke-apa-an sesuatu. Lebih tepatnya, mahiyah merupakan jawaban atas pertanyaan apa itu. Untuk memperjelas wujud dan mahiyah, kita berikan contoh berikut:
kita mulai dengan kata “apa itu?” apa yang muncul dalam kesadaran kita dari pertanyaan tersebut?
pertama, kita akan menyadari bahwa sebelum bertanya tentang ke-apa-an sesuatu, lebih dahulu kita menyadari adanya sesuatu yang kita tunjuk dengan kata “itu”. Tanpa adanya sesuatu, maka tidak mungkin lahir pertanyaan apa itu. Kedua, jika kita memikirkan lebih dalam, setiap realitas yang kita tangkap memunculkan dua konsep di pikiran kita yaitu, konsep adanya sesuatu dan konsep apanya sesuatu. Konsep ke-ada-an sesuatu seringkali tidak lagi menjadi sebuah pertanyaan, karena konsep itu dipahami tanpa perlu pembuktian (badihi) sementara konsep ke-apa-an sesuatu menghantarkan kita pada sebuah gambaran-gambaran objek yang kita tangkap.
Contoh berikut memperjelas dua konsep tersebut, Seseorang bercerita: “aku kemarin melihat gajah berwarna merah muda”. Lantas apa yang muncul pertanyaan di pikiran kita? Kita akan bertanya, “apakah ada gajah berwarna merah muda?” kita tidak bertanya lagi itu apa? Melainkan, apakah ada? Pertanyaan “apakah ada” secara otomatis membawa kita pada pencarian akan realitasnya di alam. Seluruh pertanyaan ke-apa-an sesuatu mengacu pada mahiyah sesuatu, sedangkan ke-ada-an mengacu pada wujud sesuatu. Dengan demikian, jelas kiranya perbedaan antara wujud dan mahiyah sebagai sebuah konsep yang terpikirkan ketika melihat realitas sekitar kita.