Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pendidikan dalam Pandangan Imam Musa Kazhim (2)

0 Pendapat 00.0 / 5

Membedakan jika dilakukan secara tepat dan rasional akan mendorong kemajuan anak, karena akan terpupuk rasa bersaing yang sehat di dalam diri mereka. Imam Kazhim as juga membedakan di antara anak-anaknya. Rafaah bin Musa bertanya kepada Imam Kazhim, “Wahai anak Rasulullah! Seorang lelaki memiliki beberapa anak laki-laki, apakah mengunggulkan salah satu di antara mereka diperbolehkan? Imam menjawab: Ya diperbolehkan, karena ayahku, Imam Sadiq as lebih memprioritaskan diriku ketimbang Abdullah, kakakku sendiri.

Beliau juga lebih cenderung kepada Imam Ridha as, bila di banding dengan anak-anaknya yang lain. Imam Kazhim mengenalkan Imam Ridha as sebagai teladan bagi anaknya yang lain dan menyebutkan keunggulan beliau secara nyata. Ishak bin Musa mengatakan, “Imam Kazhim as kepada anak-anaknya berkata, Saudaramu, Ali adalah paling pintarnya keturunan Muhammad, bertanyalah kepadanya tentang urusan agama kalian dan ingatlah apa yang ia jelaskan. Sama seperti yang dikatakan ayahku, Abu Jakfar (Imam Sadiq as) kepada diriku, ia (Imam Ridha) adalah yang paling pandai di antara anak-anakmu. Andaikata Aku dapat bertemu dengannya, maka tak diragukan lagi ia akan seperti Ali bin Abi Thalib as.”

Membedakan di antara anak-anak adalah hal yang sangat sensitif dan membutuhkan ketelitian, karena mungkin sang anak akan merasa mendapat perlakuan diskriminatif. Oleh karena itu, kedua orang tua harus teliti ketika membedakan di antara anak-anaknya, mereka harus berperilaku yang tepat sehingga sang anak tidak merasa disisihkan atau mendapat perlakuan diskriminasi. Dan harus diingat, keunggulan anak yang diperlakukan lebih harus diperjelas dan disadari oleh yang lain. Bahkan jika mungkin, kedua orang tua menjelaskan keunggulan sang anak tersebut yang mendapat perlakuan istimewa.

Nasihat dan amar ma’ruf nahi munkar adalah sarana untuk mencegah kelalaian dan sifat alpa. Ini merupakan salah satu metode pendidikan Imam Kazhim dalam mendidik anak-anaknya. Beliau senantiasa memberi pencerahan masyarakat melalui nasihatnya dan membuat mereka berubah serta tercerahkan. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Imam Kazhim as bersabda, “Berusahalah kalian membagi waktu dalam 24 jam menjadi empat bagian. Satu bagian untuk bermunajat kepada Allah, satu bagian untuk bekerja mencari nafkah, satu bagian untuk berinteraksi dengan saudara dan orang-orang yang kalian percayai yang berani menunjukkan kekuranganmu serta di dalam hatinya ikhlas kepada kalian dan satu bagian lagi gunakan untuk menikmati hal-hal yang dihalalkan serta berlibur. Bagian terakhir ini akan membuat kalian semakin kuat melakukan tiga bagian yang lain.

Shalat adalah tiang agama dan sumber kebaikan. Meski shalat diwajibkan ketika anak mencapai usia baligh, namun perkenalkan anak-anak kalian dengan shalat sejak usia dini maka mereka akan semakin cepat mendapat kemurahan Allah serta lebih cepat dalam meraih kemuliaan akhlak. Manusia yang sejak kecil telah mengenal shalat dan terbiasa dengan kewajiban ini, lebih cepat dapat merasakan kelezatan berinteraksi dengan Tuhan. Oleh karena itu, para Imam Maksum as senantiasa mengenalkan anak-anaknya dengan shalat sebelum mereka mencapai usai taklif.

Kepada anak-anaknya Imam Kazhim as berpesan, “Wahai anakku, hendaknya engkau yakin bahwa Allah melihatmu ketika hendak bermaksiat sehingga dapat mencegahmu melakukannya. Hendaknya engkau yakin bahwa Allah mencarimu dalam ketaatan yang Ia memerintahkannya dan hendaknya engkau berusaha dengan sungguh-sungguh.

Janganlah engkau mengeluarkan dirimu dengan bermalas-malasan dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak disembah melainkan harus dengan sebenar-benar ibadah kepada-Nya. Hendaknya engkau menjauhi senda gurau karena sesungguhnya senda gurau dapat menghilangkan cahaya imanmu dan merendahkan kepribadianmu. Hindarilah kecemasan dan jauhilah kemalasan karena keduanya dapat menghalangi kebahagiaanmu di dunia dan akhirat.