Ayat Mawaddah (1)
Ayat Mawaddah (bahasa Arab: آية المودة ) adalah ayat ke 23 Surah Asy-Syura dari Al-Qu’ran yang menjelaskan mengenai fadhilah dan keutamaan Ahlulbait Nabi Muhammad saw dan upah yang didapat Nabi saw dari risalah yang disampaikannya, yaitu kecintaan terhadap Ahlulbaitnya.
Matan Ayat
﴾ذَلِکَ الَّذِی یبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُل لَّا أَسْأَلُکُمْ عَلَیهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِی الْقُرْبَی وَمَن یقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِیهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَکُورٌ﴿
“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah memberikan berita gembira kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Al-Syura [42]: 23)
Penjelasan Arti Lafaz
Mawaddah, artinya adalah kecintaan, kesukaan dan rasa kasih sayang, [1]sementara ‘qurba’ artinya kedekatan dan kekerabatan dalam nasab dan keluarga. [2]
Latar Belakang Turunnya Ayat
Semua ulama ahli tafsir dari kalangan Syiah termasuk juga di antaranya tidak sedikit dari kalangan Ahlusunah seperti Ibnu Abbas menukilkan setelah Nabi Muhammad saw melakukan hijrah/perjalanan ke Madinah, kaum Anshar melakukan pembicaraan mengenai rencana mendirikan sistem pemerintahan Islam.
Di akhir pembicaraan tersebut mereka sepakat untuk menghadap kepada Rasulullah saw. Kepada Rasulullah saw perwakilan dari mereka berkata, “Untuk kemajuan Islam dan untuk mengatur urusan-urusan publik maka anda membutuhkan dana dan kemampuan ekonomi.
Karenanya semua kekayaan yang kami miliki dan apapun yang bermanfaat dari kami berada di bawah pengelolaan Anda. Jika Anda memandang suatu maslahat maka gunakanlah untuk itu, dan ini akan menjadi kebanggaan kami.”
Setelah mereka menyampaikan hal tersebut, maka turunlah ayat ini. [3]Bahwa upah dan balasan dari risalah yang disampaikan Nabi Muhammad saw adalah kecintaan kepada keluarganya, bukan upah berupa kekayaan materi dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya.
Bersambung...