RISIKO MENYEBUT ALI
Penghulu para bijakawan itu teraniaya dulu dan sekarang.
Penebus nyawa Nabi itu diganggu dengan aneka rekayasa, provokasi dan pembunuhan karakter, diserbu hoax berbayar berbungkus hadis.
Panglima sepanjang masa Rasul itu dikafirkan bahkan dilaknat di atas mimbar masjid selama puluhan tahun.
Pangeran langit yang bangga mengaku sebagai hamba Muhammad itu diasingkan dan diusir dari Madinah.
Kini nama satu-satunya sahabat yang tak pernah menundukkan kepala sedetikpun di hadapan arca tak lagi disebut-sebut. Para pembenci tak mengutip ucapannya karena kebodohan dan kedengkian. Para pengikutnya gamang menyebut namanya karena menghindari risiko sosial atau sekadar demi membersihkan diri dari stigma Syiah.
Derita menyebut, mengutip, memperingati, memuliakan, mengikuti dan mencintai Ali sungguhlah sepadan dengan kemuliaannya.
Kini ajaran suci kekasih abadi mahawanita, Fatimah Zahra, itu menjadi musuh bersama para penyembah kuasa dan jelata-jelata pandir bertopeng agama nir budi.
"Aku heran dengan yang terjadi pada Ali bin Thalib ! Meskipun punya puluhan ribu saksi, dia tak mendapatkan haknya, padahal seseorang hanya perlu dua saksi untuk mengklaim haknya."
~Imam Al Shadiq AS, mengenang peristiwa Ghadir Khum ~