Peritiwa Mubahalah
Peristiwa berikut ini dihubungkan dengan kejadian Mubahalah, yang berarti kutukan, atau memohon kutukan/laknat Allah Swt ditimpakan kepada pendusta, yang terjadi pada tahun ke 9-10 Hijriah. Dalam tahun itu sebuah delegasi yang terdiri atas 14 pendeta Kristen datang dari Najran untuk menemui Rasulullah saw. Ketika mereka bertemu dengan Rasulullah saw, mereka menanyakan pendapat beliau tentang Yesus.
Rasulullah saw berkata, “Kalian bisa beristirahat hari ini dan kalian akan mendapatkan jawabannya setelah itu.”
Pada keesokan harinya, 3 ayat Quran (QS ali-lmran : 59-61) tentang Yesus di wahyukan kepada Rasulullah saw. Ketika orang-orang Kristen itu tidak menerima kata-kata Allah Swt, Rasulullah saw lalu membacakan kalimat terakhir dari ayat-ayat tersebut;
Allah Swt befirman: Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. ali-Imran: 61)
Dalam kejadian ini, Nabi Muhammad saw menantang orang-orang Kristen. Pada hari berikutnya pendeta-pendeta Kristen tersebut keluar dari salah satu sisi tanah lapang. Juga pada sisi yang lain, Rasulullah saw keluar dari rumah beliau dengan menggendong Imam Husain as di lengan beliau dan Imam Hasan as berjalan bersama beliau dengan tangannya dipegang oleh beliau. Di belakang beliau adalah Sayyidah Fathimah Zahra as, dan di belakang lagi adalah Imam Ali as.
Ketika orang-orang Kristen itu melihat lima jiwa yang suci tersebut, dan betapa kukuhnya pendirian Rasulullah saw untuk membawa orang-orang terdekat beliau dalam menanggung resiko mubahalah itu, mereka merasa takjub dan mengundurkan diri dari mubahalah yang telah disepakati tersebut dan tunduk kepada sebuah perjanjian dengan Rasulullah saw.