Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

doa nudbah (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Doa Nudbah (bahasa Arab: دعاء الندبة) termasuk doa-doa yang sangat terkenal yang mana telah dinukil dari Imam Shadiq as bahwa doa ini mustahab dibaca pada empat hari raya (Fitri, Qurban, Ghadir dan Jum’at). Ali bin Thawus memuat doa ini dalam kitab Iqbal al-A’mal. Orang-orang Syi’ah lebih sering membaca doa ini pada waktu subuh hari-hari Jum’at sebelum matahari terbit mengenang keterpisahannya dengan Imam Zaman as.

Doa ini berisi istigasah (rintihan dan permintaan tolong) kepada Imam Zaman as, rasa penyesalan atas kegaiban beliau dan tangisan atas keterpisahan darinya. Dan inilah arti dari Nudbah.

Sisi Penamaan
Nudbah bermakna panggilan, tangisan dan rintihan. Doa ini mengandung istigasah, permintaan tolong kepada Imam Zaman as, penyesalan atas kegaiban dan tangisan atas keterpisahan dengan beliau. Karena itu, ia terkenal dengan nama ini. [1]

Sanad
Doa ini dinukil oleh Sayid Radhiyuddin Ali bin Thawus dalam kitabnya, Iqbal [2] dan Mishbāh al-Zāir pasal ke-7 (manuskrip), dan Muhammad bin Ja’far bin Masyhadi Hairi (ulama abad ke-6 H) dalam kitab Mazar yang dikenal dengan Mazār Masyhadi. [3]

Allamah Majlisi menukil doa Nudbah di dalam kitab Bihar al-Anwar [4] dan Tuhfat al-Zāir, yang di mukaddimah Bihar ia memberikan kesaksian akan keakuratan sanad doa tersebut. Dengan tegas dan secara khusus ia membenarkan keakuratan sanad doa Nudbah yang berakhir kepada Imam Ja’far al-Shadiq as. Pernyataannya di dalam kitab Zād al-Ma’ād adalah: ” Adapun doa Nudbah yang memuat akidah-akidah yang benar dan rasa penyesalan atas kegaiban Imam al-Qāim as adalah dinukil dengan sanad yang akurat dari Imam Ja’far al-Shadiq as yang mana kita disunnahkan membacanya pada empat hari raya”. [5]