Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

KARAKTER DAN SIKAP

0 Pendapat 00.0 / 5

Sebagian dari kita seolah tak percaya dapat info negatif tentang seseorang karena selalu mendapatkan kesan positif dan tidak pernah punya pengalaman buruk saat berintetaksi dengannya. Mungkin rasa kaget itu akibat tak bedakan karakter dengan sikap.

Apa perbedaan antara karakter dan sikap? Mungkinkah orang berkarakter buruk tapi bersikap baik dan sebaliknya?

Karater dan sikap adalah dua konsep yang berbeda namun saling terkait dalam membentuk kepribadian seseorang. Berikut adalah perbedaan antara karakter dan sikap:

1. Karakter:

A. Karakter mengacu pada sifat-sifat bawaan atau kebiasaan seseorang yang menunjukkan integritas, nilai moral, dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku mereka.

B. Karakter cenderung mencerminkan nilai-nilai yang lebih mendalam dan konsisten dalam jangka panjang.

C. Karakter mencakup aspek-aspek seperti kejujuran, keberanian, tanggung jawab, dan kesetiaan.

2. Sikap:

A. Sikap mengacu pada respons atau perilaku seseorang terhadap situasi atau orang tertentu yang dapat bervariasi dalam konteks yang berbeda.

B. Sikap dapat berubah sesuai dengan kondisi atau keadaan yang dihadapi seseorang.

C. Sikap cenderung bersifat lebih permukaan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Seseorang dapat memiliki karakter buruk namun bersikap baik atau sebaliknya. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki karakter buruk yang tercermin dari perilaku atau kebiasaan buruk yang dimilikinya, namun dia mampu bersikap baik dalam situasi tertentu atau menunjukkan perilaku yang sopan dan ramah kepada orang lain. Begitu juga sebaliknya, seseorang dengan karakter baik juga dapat memiliki sikap yang tidak baik dalam situasi tertentu.

Seseorang karena tuntutan profesi, seperti marketer atau pramugara, terlihat ramah karena merancangnya sebagai sikap meski mungkin karakternya kasar. Seseorang karena tuntutan situasi atau posisi, terlihat tegas bahkan kasar seperti instruktur latihan tentara meski karakternya lembut.

Keramahan dan penghormatan sebagai sikap semata alias tak berbasis karakrer takkan bertahan lama. Dalam situasi tertentu ketika nalar rekayasa sikap sedang tidak diaktifkan, karakternya muncul. Orang yang tidak jeli menganalisa perilaku manusia antara karakter yang organik dan sikap yang non organik dalam interaksi sosial biasanya kecewa. Ini kerap terjadi dalam pernikahan yang berujung konflik.

Namun, penting untuk diingat bahwa karakter yang baik biasanya akan terbawa ke dalam berbagai situasi dan perilaku seseorang dalam jangka waktu yang lebih panjang, sementara sikap bersifat lebih variabel dan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal..

Akhlaq sebagai kata plural dari khalq berarti karakter. Kata "dia berakhlak baik" mestinya dipahami dia berkarakter baik. Meski jumlah hipokrit dan oportunis makin banyak, kita kadang dapat keberuntungan berjumpa dan berteman dengan orang yang berkarakter baik dan bersikap, berakhlak dan beradab.

Gen dapat mempengaruhi karakter seseorang dalam beberapa aspek, namun tidak sepenuhnya menentukan karakter secara utuh. Faktor genetik dapat memberikan dasar untuk ciri-ciri fisik seperti warna mata atau tinggi badan, serta memainkan peran dalam kecenderungan terhadap beberapa sifat seperti kepribadian, kecerdasan, atau kerentanan terhadap penyakit tertentu.

Namun karakter seseorang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pengalaman hidup, pendidikan, dan nilai-nilai yang diterima selama proses pembentukan kepribadian. Individu memiliki kemampuan untuk mengembangkan ciri khas, sikap, dan perilaku tertentu melalui kesadaran diri, pembelajaran, dan pilihan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk memperhatikan bahwa sifat genetik dan lingkungan saling berinteraksi dalam membentuk karakter seseorang. Meskipun gen dapat memberikan dasar, namun kesadaran diri, pemahaman, dan usaha seseorang dalam mengasah nilai-nilai positif dan mengontrol perilaku juga sangat berperan dalam pembentukan karakter yang baik.

Karakter buruk yang dibentuk oleh lingkungan dan lainnya bisa diubah menjadi karakter baik dibangun melalui upaya dan kesadaran diri yang konsisten.

 Berikut adalah beberapa tips untuk membangun karakter yang baik:

1. Memulai dengan Introspeksi: Kenali diri Anda dengan baik, identifikasi nilai-nilai, kebiasaan, dan sikap yang ingin Anda tingkatkan.

2. Tetap Jujur: Jujurlah kepada diri sendiri dan orang lain. Konsistensi dalam kejujuran akan membentuk karakter yang kuat.

3. Meningkatkan Kedisiplinan: Disiplin diri dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dan mematuhi komitmen yang telah dibuat.

4. Berlatih Empati: Berusaha untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, dan merespons dengan penuh pengertian dan empati.

5. Mempertahankan Kesetiaan: Jadilah seseorang yang dapat dipercaya dan setia dalam hubungan, baik dalam situasi suka maupun duka.

6. Mempraktikkan Kepedulian: Berikan perhatian dan bantuan kepada sesama tanpa pamrih, tunjukkan kepedulian dan empati terhadap keadaan orang lain.

7. Memprioritaskan Keberanian: Hadapi ketakutan dan tantangan dengan keberanian, jalani hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini.

8. Memangun Rasa Tanggung Jawab: Ambillah tanggung jawab atas tindakan dan keputusan Anda, belajar dari kesalahan, dan terus berkembang.

9. Menjaga Kesabaran dan Ketenangan: Kendalikan emosi dan reaksi impulsif, latih diri untuk tetap sabar dan tenang dalam menghadapi situasi yang menantang.

10. Mengembangkan Kerendahan Hati: Hormati orang lain, terimalah saran dan kritik dengan kerendahan hati, dan belajar dari pengalaman untuk terus meningkatkan diri.

Keberanian, kesabaran, integritas, dan nilai-nilai positif lainnya dapat diperkuat melalui praktik yang konsisten dan tekad yang kuat. Dengan kesadaran, usaha keras, dan kemauan untuk terus tumbuh dan berkembang, Anda bisa membangun karakter yang baik dan kuat.