Peran Ahlulbait Nabi Menjadi Tawanan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali Muhammad Ali
- Sumber:
- Para Pemuka Ahlulbait Nabi: Imam Husain bin Ali as, Imam Ali Zainal Abidin
Imam Ali Zainal Abidin as dan perempuan-perempuan Ahlulbait as, seperti Sayyidah Zainab as, Ummu Kultsum dan lainnya, membangun strategi untuk menghancurkan kepercayaan diri penguasa Umayyah yang mereka peroleh dengan politik tangan besi, dan menyadarkan umat akan tanggung jawab sejarah mereka di hadapan Allah Swt dan risalah-Nya.
Oleh karena itu, kita lihat dengan jelas bahwa pidato-pidato dan seruan-seruan yang diucapkan Imam Ali Zainal Abidin as dan para perempuan Ahlulbait as di Irak, diucapkan kepada masyarakat secara keseluruhan.
Orang-orang Irak mengenal siapa Imam Husain as, tetapi kelemahan jiwa dan kedudukan mereka dalam rasa takut dan juga ketamakan mereka, menyebabkan mereka tak bersedia membantu beliau. Di kalangan masyarakat Irak, melakukan propaganda dengan mengatakan bahwa Imam Husain as dan para sahabatnya adalah orang-orang Khawarij, tidaklah akan berhasil.
Oleh karena itu, peran Ahlulbait Rasulullah saw yang menjadi tawanan itu ditunjukan untuk menyadarkan masyarakat Irak akan besarnya dosa yang telah mereka lakukan dan ancaman siksa yang akan menimpa mereka setelah syahidnya Imam Husain as juga tentang besarnya dosa Bani Umayyah terhadap hak Risalah Allah Swt.
Dan inilah yang kita saksikan dalam seluruh pidato yang diucapkan dihadapan kerumunan massa yang datang menyambut keluarga Rasulullah saw yang menjadi tawanan, entah karena terdorong oleh rasa cinta, sekedar ingin melihat ataupun hendak mengejek.