Ketika Syuhada Karbala Jadi Tawanan Perang
Imam Ali Zainal Abidin as beserta keluarga syuhada Karbala digiring pasukan Umar bin Sa’ad menuju Syam sebagai tawanan perang. Setibanya di Syam, Yazid berkata kepada Imam Ali Zainal Abidin as, “Ayah dan kakekmu ingin menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Tapi alhamdulillah, mereka terbunuh dan darahnya tertumpah.”
Imam Ali Zainal Abidin as menjawab, “Kedudukan kenabian (nubuwwah) dan kepemimpinan (imamah) khusus bagi ayah dan kekekku, jauh sebelum engkau dilahirkan.”
Tatkala Imam Ali Zainal Abidin as menisbatkan dirinya kepada Rasulullah saw (dan menjelaskan kepada Yazid si terkutuk bahwa dirinya dan penerusnya adalah pengganti dan penerus Rasulullah saw) seketika itu Yazid berkata kepada algojonya, “Bawalah orang ini (seraya menunjuk Imam Ali Zainal Abidin as) ke kebun dan galilah lubang kubur, lalu bunuh dan kuburkan di dalamnya.”
Kemudian algojo itu membawa Imam Ali Zainal Abidin as ke kebun. Selagi ia sibuk menggali kubur, Imam Ali Zainal Abidin as menunaikan salat. Dan tatkala algojo itu hendak membunuh Imam Ali Zainal Abidin as, tiba-tiba muncul sebuah tangan di udara dan langsung menampar mukanya. Ia menjerit terjatuh ke tanah dan mati.
Tatkala menyaksikan peristiwa yang menimpa algojo itu, dengan segera Khalid (putera Yazid) menemui ayahnya dan menceritakan kejadiannya. Yazid memerintahkan untuk menguburkannya ke dalam kubur yang digalinya untuk Imam Ali Zainal Abidin as. Lalu Imam Ali Zainal Abidin as dibebaskan dari kebun itu. Sampai sekarang dalam kebun itu berdiri sebuah masjid untuk mengenang peristiwa tersebut.