Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Cara Mencintai Allah dan Rasulullah (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Kita sebagai muslim ketika ditanyai, “Apakah kamu mencintai Allah?” Tentu jawaban kebanyakan kita adalah “Iya”, meskipun juga belum mesti kebenarannya. Karena cinta memang mudah ketika diucapkan, namun perwujudannya menuntut seseorang untuk rela berkorban demi kekasihnya. Terlebih cinta kepada Allah Swt, butuh perjuangan, ketulusan, dan berbagai ujian untuk meraihnya.

Menurut Imam al-Ghazali, seorang hamba yang ingin menggapai cinta Allah adalah dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya, serta selalu mengikuti kekasih-Nya, sebab salah satu cara untuk mendapatkan tanda cinta ialah menuruti segala yang dicintainya.

Kemudian beliau menjelaskan, jika seseorang benar-benar ingin mendapatkan cinta Allah, maka ia harus mengikuti Nabi Muhammad Saw dan selalu melaksanakan Sunnah Nabi, sebab cinta kepada Nabi merupakan jalan menuju mahabbatullah. Sebagaimana yang pernah di katakan oleh Imam Junaid al-Baghdadi bahwa seorang hamba tidak akan sampai kepada Allah, kecuali dengan kehendakNya dan jalan untuk mencapai Allah atau mendapatkan cintaNya ialah dengan mengikuti segala Sunnah Nabi Muhammad Saw.

Telah tercatat di dalam QS.’Ali ‘Imran [3]: 31, tentang bagaimana seseorang dapat meraih cinta Allah.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali ‘Imran/3:31)

Tafsir QS. ‘Ali ‘Imran Ayat 31
Imam Sahl al-Tustari menerangkan bahwa ayat ini adalah untuk orang-orang kafir yang mereka mengira dirinya mencintai Allah, tetapi mereka tidak mengikuti jalan yang dapat menyampaikan kepada-Nya, yaitu mengikuti Rasul Muhammad Saw sehingga mereka tidak mendapatkan apa yang mereka katakan ‘Cinta Ilahi’ yang sesungguhnya. Karena ittiba’ kepada Nabi merupakan syarat dalam mahabbatullah.

Salah satu riwayat lain yang mendasari ayat ini turun dijelaskan dalam Tafsir al-Misbah, yakni untuk menanggapi ucapan sementara kaum muslim yang mengaku cinta kepada Allah Swt, Nabi Muhammad Saw diperintahkan menyampaikan kepada manusia yang benar mencintai Allah:

“Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku! Laksanakan apa yang diperintahkan Allah melaluiku, yaitu beriman kepada Allah dan bertaqwa kepadaNya. Jika itu kamu laksanakan, maka kamu telah masuk ke pintu gerbang meraih cinta Allah, dan jika kamu memelihara kesinambungan ketaatan kepadaNya serta meningkatkan pengamalan kewajiban dengan melaksanakan Sunnah-sunnah Nabimu, niscaya Dia akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, karena Allah mempunyai sifat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Bersambung....