Oh, Muhammad...
Lumpang tempat kau menumbuk gandum terlalu mewah bagi kami...
Pelepah korma atap billkmu sungguh teduh di atas kepala kami...
Derit pintu rumahmu yang reot betapa merdu di telinga kami...
Suaramu yang parau meminta setangkai pena dan sehelai kulit saat terbujur sakit sungguh mengiris hati kami...
Teriak-teriak dan celoteh bersahutan yang membising saat kau terbaring lunglai telah membakar hati kami...
Tangisan panjang yang memecah hening malam puterimu sembari memeluk jasad sucimu sungguh menghantam dinding jiwa kami...
Maafkan kami yang hanya merayakan kelahiran tapi tak meratapi kepergianmu..,
Maafkan kami!