Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

BLANKON DAN SORBAN

1 Pendapat 05.0 / 5

Dari nasab lalu kuburan hingga jubah dan sorban dipersoalkan di mari. Saat masyarakat Barat lagi getol secara online mengecam okupasi dan secara offline melakukan demo terus menerus mendukung rakyat Palestina yang tak sebenua, tak seetnis dan tak seagama, di sini malah tanpa jeda berpolemik dan menghina apapun yang terkait dengan Arab, bahkan mulai menyentuh agama dari Arab.

Sorban, gamis, dan jubah merupakan busana tradisional yang memiliki akar dari budaya Arab. Namun, seiring dengan proses akulturasi dan perubahan budaya, busana tersebut juga telah menjadi bagian dari budaya Nusantara.

Di Indonesia, busana tersebut sering dipakai oleh tokoh-tokoh sejarah seperti Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol, para ulama terkemuka seperti Kyai Hasyim Asyari dan Kyai Ahmad Dahlan, pejabat negara, termasuk presiden Jokowi dalam sebuah event, dan sebagian anggota masyarakat umum. Karenanya, busana-busana itu sudah ditetapkan secara urf sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

Banyaknya variasi dan modifikasi busana tradisional tersebut dalam konteks lokal juga mendorong integrasi budaya luar nusantara ke dalam budaya lokal akibat penerimaan luas kepada agama Islam yang diperkenalkan oleh para pendakwah yang mengenakannya.

Busana tradisional lokal dan tribal seperti blankon, beskap, jarek, kebaya dan busana tradisional dari berbagai daerah di Indonesia tetap dianggap sebagai busana ikonik yang patut dilestarikan tanpa menganggap busana non lokal yang telah diterima masyarakat sebagai budaya asing, apalagi disertai hinaan.

Dengan semakin berkembangnya dunia global dan interaksi antarbudaya, busana-busana modern seperti celana panjang, jeans, dan kaos juga telah menjadi populer di Indonesia dan digunakan oleh mayoritas masyarakat saat ini. Meskipun busana-busana tersebut tidak berasal dari budaya lokal Indonesia secara tradisional, penggunaannya telah meluas dan menjadi bagian dari budaya populer yang berkembang di Indonesia.

Penting untuk mengakui bahwa budaya adalah dinamis dan selalu mengalami evolusi serta interaksi antarbudaya. Perubahan dalam tren busana dan penampilan mencerminkan proses globalisasi dan akulturasi, di mana unsur-unsur budaya asing dapat diadopsi dan diinterpretasikan dalam konteks lokal.

Domestikasi budaya, seperti busana, kuliner dan dan semua gaya hidup asini terus terjadi hingga era super modern saat ini, dari fashion, bahasa, sistem pendidikan bahkan cara berpikir. Ini adalah fakta determinan yang niscaya.

Lalu mengapa kampanye anti apapun yang terkait Arab tiba-tiba intensiv dan vulgar? Arahnya ke mana? Mungkin hanya Sentayahu yang punya jawaban.