“Peran dan Kedudukan Nabi Muhammad (S) dalam Islam: Cahaya Petunjuk dari Tuhan untuk Umat Manusia”- 4
Gambaran dalam Riwayat Syiah:
Dalam riwayat-riwayat Syiah, seperti yang ditemukan dalam Nahj al-Balaghah dan sumber lainnya, Nabi Muhammad (S) dipandang sebagai petunjuk ilahi yang ditakdirkan untuk menunjukkan kepada manusia potensi yang dimilikinya. Kehormatan dan kebesaran Nabi Muhammad (S) begitu tinggi sehingga layak menjadi alasan penciptaan seluruh alam semesta. Terdapat juga banyak riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad (S) dan Imam Ali (as) diciptakan dari satu cahaya ilahi sebelum penciptaan dunia. Riwayat-riwayat ini bukanlah mitos semata, karena memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman Syiah tentang peran dan karakter Nabi (S), serta petunjuk ilahi secara umum.
Kedudukan tinggi Nabi Muhammad (S) dapat dipahami melalui refleksi atas Al-Qur’an dan hadits-hadits, sebagaimana diformalkan dalam pernyataan-pernyataan akidah para teolog Syiah. Para teolog awal memperdebatkan makhluk yang paling utama, dan Syiah sampai pada kesimpulan bahwa para nabi dan imam lebih unggul daripada malaikat. (Ada juga beberapa kelompok ekstremis yang mengklaim bahwa Syiah biasa lebih unggul daripada malaikat, namun gagasan ini ditolak dan dianggap heterodoks.) Shaykh Saduq (wafat 991 M) menulis:
“Adalah wajib untuk meyakini bahwa Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung tidak menciptakan makhluk apa pun yang lebih mulia daripada Muhammad dan para Imam, salam atas mereka, bahwa mereka adalah makhluk yang paling dicintai di mata Allah, dan yang paling mulia serta yang paling utama di antara mereka, karena penerimaan mereka kepada-Nya (sebagai Tuhan mereka).”
Pentingnya Kepercayaan pada Kenabian:
Ketika Allah mengambil janji (mithaq) para nabi dan “meminta mereka untuk bersaksi atas diri mereka sendiri (dengan berkata): Bukankah Aku Tuhanmu? Dan mereka berkata: Ya, benar.” (QS. Al-A’raf [7]: 172)
Dan sungguh Allah mengutus Nabi Muhammad (S) (dengan pesan) kepada para nabi lainnya di alam pra-keberadaan fisik (Adh-dharr). Dan sungguh Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung memberikan kepada setiap nabi (misalnya pengetahuan, kekuatan, dll.) sesuai dengan tingkat pengenalan mereka (Ma’rifa), sementara pengenalan Nabi kita Muhammad lebih besar dan lebih luhur, karena ia lebih dahulu menerima Allah (sebagai Tuhan Yang Mahaesa).
Kami percaya bahwa Allah, Maha Berkah dan Maha Tinggi, menciptakan seluruh penciptaan untuknya (Nabi) dan untuk Ahlul Baitnya, dan seandainya bukan karena mereka, Allah, Maha Suci Nama-Nya, tidak akan menciptakan langit atau bumi, Surga atau Neraka, Adam atau Hawa, malaikat atau makhluk apa pun (shay’)—berkah Allah atas mereka semua.
Doktrin Kemaksuman (Ismah):
Dalam pandangan ini, para teolog mengembangkan doktrin kemaksuman (Ismah) terkait (semua) nabi, putri Nabi Muhammad (Fatimah), para imam, dan malaikat. Menurut doktrin ini, para maksum tidak melakukan dosa apa pun, baik besar maupun kecil, dan mereka bertindak sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan pengetahuan dari awal hingga akhir kehidupan mereka.
Menurut Shaykh Mufid (wafat 1022 M), semua nabi dijaga oleh Tuhan dari melakukan dosa besar atau dosa apa pun yang dapat merusak reputasi mereka; sementara Muhammad sepenuhnya dijaga dari melakukan bahkan dosa yang paling kecil yang mungkin dilakukan oleh nabi-nabi lain (sebelum mereka diutus). Mufid melebihi Saduq dalam atribusi kemaksuman, karena sementara Saduq berpendapat bahwa mungkin saja Nabi lalai dalam shalatnya sehingga jatuh dalam dosa kecil, Mufid berpendapat bahwa kelalaian semacam itu juga mustahil, bahkan jika itu bukan merupakan dosa.
Pengaruh dalam Filsafat Islam:
Sebagai contoh teologi Syiah kontemporer, kita dapat melihat karya Ayatullah Ja’far Sobhani, “Doctrines of Shi’i Islam” dan karya Ayatullah Misbah Yazdi, “Amuzesh-e Aqa’id” (Petunjuk dalam Keyakinan), yang keduanya ditulis dalam bahasa Persia. Seperti dalam Tajrid karya Nasir al-Din Al-Tusi, bagian tentang kenabian dalam buku Sobhani dibagi menjadi pertimbangan umum tentang kenabian, dan diskusi khusus tentang Nabi Muhammad (S).