“Peran dan Kedudukan Nabi Muhammad (S) dalam Islam: Cahaya Petunjuk dari Tuhan untuk Umat Manusia”- 5
Diskusi khusus tentang Nabi Muhammad (S) dimulai dengan pengukuhan kenabiannya, yang disampaikan dengan tiga cara:
Dengan mukjizat yang menyertai misi kenabian;
Dengan bukti yang terkumpul dari para sahabat dan saksi yang mendukung kebenaran panggilan tersebut;
Dengan verifikasi dari laporan yang dikaitkan dengan para utusan ilahi sebelumnya.
Setelah ini, terdapat pembahasan tentang dua ciri khas Nabi Muhammad (S):
Universalitas misinya;
Bahwa ia adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah untuk umat manusia, dan syariatnya berlaku hingga akhir zaman.
Kesimpulan dalam Filsafat Islam:
Sebagai contoh dari teologi Syiah kontemporer, kita dapat mempertimbangkan karya-karya seperti “Amuzesh-e Aqa’id” karya Ayatullah Misbah Yazdi, yang menggabungkan diskusi tentang kenabian dan imamah. Karya ini membahas masalah kenabian dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup isu-isu seperti keperluan nabi, cara mengenali mereka, mukjizat, dan kemaksuman. Buku ini juga membahas bagaimana nabi berhubungan dengan masyarakat dan tantangan yang mereka hadapi, termasuk oposisi dari pihak yang kuat.
Pandangan Filosofis tentang Kenabian:
Dalam filsafat Islam, perhatian terhadap Nabi lebih terfokus pada peran kenabiannya dan bukan pada aspek individual dari kehidupan dan karakter beliau. Beberapa narasi menyebutkan bahwa hal pertama yang diciptakan Allah adalah akal (Aql). Ada spekulasi bahwa cahaya kenabian Muhammad dapat diidentifikasi dengan akal ini. Filsuf Muslim dari Kindi hingga Mulla Sadra memadukan gagasan tentang penciptaan ilahi melalui teori emanasi, di mana akal pertama adalah salah satu ciptaan pertama Allah.
Orang-orang yang mencapai tingkat kesempurnaan paling tinggi dalam tiga dunia: sensasi, imajinasi, dan intelek, adalah wakil-wakil Tuhan di bumi. Orang-orang seperti ini layak untuk menjadi pemimpin bagi orang lain, sehingga Tuhan mengangkat mereka sebagai rasul-Nya, memberikan wahyu kepada mereka, memperkuat mereka dengan mukjizat, dan memberi mereka pertolongan ilahi melawan musuh-musuh mereka. (340-341/470-471)
Bersambung...