Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pendidikan Seks untuk Anak (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Pendidikan seks untuk anak sangat penting dan telah diajarkan dalam Islam. Pendidikan seks tidak hanya berpusat pada aktivitas seksual, tetapi  bagaimana anak mampu mengenali anggota tubuh dan fungsinya serta  dapat melindungi dirinya.

Pendidikan seks dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya  pembiasaan akhlak baik, penghargaan terhadap anggota tubuh,  penanaman rasa malu bila auratnya terlihat oleh orang lain, dan sebaliknya  merasa malu bila melihat aurat orang lain.

Pendidikan seks harus memperhatikan usia dan tingkat intelegensi anak serta terus ditingkatkan  seiring berjalannya waktu. Dalam Teori Psikoanalisis Sigmund Freud,  fase perkembangan seks pada anak dimulai dari usia 0-2 tahun yang  merupakan fase oral. Kemudian, dilanjutkan fase anal pada usia 2-3 tahun  dan fase phalic di usia 3-6 tahun. Anak kemudian memasuki fase latency  pada usia 7-10 tahun dan fase genital di usia 10-15 tahun. Orang tua wajib  memperhatikan fase-fase perkembangan psikososial ini agar dapat  memberikan pendidikan seks yang tepat sesuai usia anak.

Tahapan memberikan pendidikan seks pada anak dapat dimulai sejak anak  berusia 20 bulan. Pada usia tersebut, anak mulai ingin tahu dan iseng  memegang alat kelaminnya. Untuk itu, pada usia 24 bulan, orang tua bisa  mulai mengenalkan nama alat kelamin anak sesuai nama ilmiah dan  fungsinya. Pada masa ini, anak merasa nikmat saat memegang alat  kelaminnya, maka orang tua sebaiknya mengalihkan perhatian anak dengan  bermain.

Pada usia 3 tahun, anak akan mulai bertanya seputar hubungan seksual,  seperti bagaimana seorang bayi bisa lahir. Sementara itu, pada usia 6-8  tahun orang tua harus memberikan informasi perkembangan alat  reproduksi anak dengan media yang menyenangkan. Orang tua juga harus  menekankan pentingnya melindungi diri dengan tidak membiarkan orang  lain untuk menyentuh bagian-bagian tubuh tertentu.