Program Imam Ali Zainal Abidin Pasca Ditawan
Program Imam Ali Zainal Abidin as yang pertama di Madinah pasca ditawan adalah menjaga, memelihara, serta mengayomi Ahlulbait as yang tersisa dan keluarga syuhada yang terlantar.
Program kedua adalah melanjutkan pengungkapan dan penyebaran propaganda serta berita mengenai peristiwa menyedihkan Asyura dan tertawannya Ahlulbait as kepada penduduk Madinah dan tetap menghidupkan peristiwa tragis itu agar tidak dilupakan. Dituliskan tentang keadaan Imam as bahwa beliau senantiasa menangis dalam setiap acara dan peringatan pada para syuhada, khsusnya sang ayahanda tercinta, Imam Husain as, dan menceritakan kepedihan Asyura kepada masyarakat.
Ketika ingin minum, Imam Ali Zainal Abidin as menangis sehingga air matanya meleleh di tempat air. Ketika ditanya mengapa selalu demikian, Imam Ali Zainal Abidin as berkata, “Bagaimana mungkin aku tidak menangis sementara ayahku dibunuh dalam kedaan dahaga dan air yang diperbolehkan untuk binatang di gurun pun terlarang bagi ayahku.”
Program ketiga Imam Zainal Abidin as adalah mendirikan pemerintah Islam dan mengelola masyarakat sesuai hukum Islam. Mendirikan pemerintahan dan mengelola masyarakat merupakan salah satu kewajiban terbesar seorang imam. Imam as memiliki kesiapan untuk menunaikannya. Namun dikarenakan makar-makar jahat para perampas pemerintahan, kaum muslimin tidak dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan yang memadai dari Imam as.