Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Aisyah, Ummu Salamah dan Anas bin Malik

0 Pendapat 00.0 / 5

Surat Al-Ahzab ayat 33 telah secara jelas menyatakan bahwa mereka yang dimaksud dengan Ahlulbait merupakan orang-orang pilihan yang memiliki keutamaan di sisi Allah Swt. Mereka telah disucikan oleh Allah Swt dari segala macam dosa, sehingga dengan kata lain mereka telah sampai pada derajat Ishmah atau orang-orang maksum.

Apa yang menjadi buah bibir di kalangan muslimin hingga sekarang ini adalah mengenai siapa saja kah yang dimaksud dengan Ahlulbait pada ayat itu. Banyak para ulama memberikan pandangannya terkait topik ini, namun dari semua perspektif yang ada berdasarkan apa yang telah kita bahas sampai saat ini dalam tulisan-tulisan sebelumnya, argumentasi-argumentasi yang kuat itu condong pada tafsiran yang menyatakan bahwa Ahlulbait yang dimaksud adalah Ashabul Kisa.

Ahlulbait dalam ayat itu adalah lima orang yang berada di dalam kain Kisa termasuk Rasulullah Saw, lalu yang lainnya adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein. Dalil lain yang memperkuat perspektif ini adalah riwayat-riwayat yang dinukil dari beberapa tokoh terkemuka dalam dunia Islam. Riwayat-riwayat ini secara jelas mengaitkan lima orang tadi dengan ayat 33 dari surat Al-Ahzab. Riwayat-riwayatnya adalah sebagai berikut:

Riwayat Aisyah

Ummul Mukminin Aisyah Ra berkata: “Nabi SAW keluar di pagi hari dengan memakai (jubah) kain yang terbuat dari bulu berwarna hitam. Tiba-tiba Hasan dan Husein datang, ia pun mempersilakan keduanya masuk bersamanya, kemudian Fatimah datang, ia pun mempersilakannya masuk bergabung bersama mereka berdua (Hasan dan Husein), Kemudian Ali datang dan ia juga mempersilakannya masuk bergabung bersama mereka Setelah itu Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.’”[1]

Riwayat pertama ini merupakan hadis yang sahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim. Dalam keterangan istri Nabi ini, disebutkan dengan jelas bahwa ayat 33 surat Al-Ahzab itu dibacakan oleh Nabi Saw ketika telah berkumpul bersamanya empat orang lainnya yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.

Riwayat Ummu Salamah

Ummu salamah Ra berkata: “Ayat ini turun di rumahku (Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait).” Ia melanjutkan: “Kemudian Rasulullah Saw mengabarkan hal tersebut kepada Ali, Fatimah, Hasan dan Husein Ra. Lalu ia bersabda: ‘Ya Allah mereka adalah Ahlulbaitku.’” Ummu Salamah bertanya: “Wahai Rasulullah bukankah aku termasuk Ahlulbait?” Nabi menjawab: “Sungguh engkau adalah keluargaku yang baik, sementara mereka adalah Ahlulbaitku, keluargaku yang lebih berhak.”[2]

Riwayat ini juga merupakan hadis sahih berdasarkan syarat Bukhari. Kesaksian Ummu Salamah dalam hadis ini selain dengan jelas menceritakan bahwa Nabi Saw sendiri menyebut Ali, Fatimah, Hasan dan Husein sebagai Ahlulbaitnya dalam munajatnya pada Allah setelah turunnya ayat 33 surat Al-Ahzab, juga bahkan memberikan keterangan bahwa Ahlulbait berbeda dengan makna keluarga pada umumnya. Hal ini dapat diketahui dengan pertanyaan Ummu Salamah kepada Nabi Saw yang mempertanyakan apakah dirinya termasuk Ahlulbait. Nabi Saw tidak menjawab perntayaan itu dengan positif atau mengiyakannya, namun malah menyebutnya sebagai keluarganya yang berada dalam kebaikan.

Begitu pula riwayat lainnya dari Ummu Salamah:

Ummu Salamah berkata: “Ayat ini turun di rumahku (Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.)” Ketika itu ia tengah duduk di dekat pintu dan berkata; “Wahai Rasulullah bukankah aku termasuk Alhulbait?” Nabi berkata: “Engkau menuju pada kebaikan (orang baik).”[3]

Riwayat kedua dari Ummu Salamah ini pun sama seperti sebelumnya. Nabi Saw tidak menjawab bahwa istrinya tersebut termasuk dalam Ahlulbait.

Riwayat Anas bin Malik

Dari Anas bin Malik, bahwasannya Rasulullah Saw melewati rumah Fatimah Ra selama enam bulan ketika ia keluar untuk menunaikan shalat subuh. Ia berkata: “Wahai Ahlulbait, Shalat! Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”[4]

Riwayat ini meskipun tidak menceritakan perihal saat-saat turunnya ayat 33 surat Al-Ahzab seperti riwayat-riwayat sebelumnya, namun sangat jelas di sini bahwa Nabi Saw selalu membaca ayat ini saat hendak melakukan shalat subuhnya di rumah Fatimah, memanggil para penghuni rumah tersebut yang tak lain adalah Ali, Fatimah, Hasan dan Husein dengan sebutan Ahlulbait. Tindakan Nabi Saw ini bahkan bukan hanya sekali dua kali bahkan terjadi selama enam bulam. Seolah ingin menegaskan kepada muslimin bahwa Ahlulbait adalah orang-orang tertentu yang dekat pada Nabi Saw dan bukan berarti semua kerabat ataupun orang-orang memiliki hubungan keluarga dengannya.

Oleh sebab itu, berangkat dari riwayat-riwayat ini dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Ahlulbait pada masa itu hanya berlaku pada lima orang yang berada dalam kain Kisa.

[1] Al-Hakim Al-Naisaburi, Muhammad bin Abdullah, Al-Mustadrak Alaa Al-Shahihain, jil: 3, hal: 159, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut.

[2] Al-Hakim Al-Naisaburi, Muhammad bin Abdullah, Al-Mustadrak Alaa Al-Shahihain, jil: 2, hal: 451, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut.

[3] Al-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad, Al-Mujam Al-Kabir, jil: 3, hal: 46, Maktabah Ibnu Taimiyah, Kairo.

[4] Al-Thabrani, Sulaiman bin Ahmad, Al-Mujam Al-Kabir, jil: 3, hal: 50, Maktabah Ibnu Taimiyah, Kairo.