Hadis dan Pentingnya Bermain dengan Anak (1)
Bermain merupakan sebuah kegiatan yang sangat disukai dan sangat penting bagi anak-anak. Terkhusus, pada usia 0-7 tahun, bermain merupakan kebutuhan mendasar dan merupakan dunia anak-anak. Dengan bermain, anak dapat bebas melakukan kegiatan yang disukainya dan mendapatkan hiburan. Kegiatan bermain juga dapat diselaraskan dan digabungkan dengan belajar sehingga bermain, selain anak-anak menjadi senang, juga mendapatkan ilmu dari belajar.
Berkaitan dengan pentingnya peran orang tua dalam hal ini, banyak hadis-hadis yang menjelaskan tentang hal tersebut. Bahkan, sebagian hadis menceritakan langsung aktifitas bermain Rasulullah saw dan para Imam as lainnya bersama anak-anak.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yg memiliki anak, hendaknya bersikap kekanak-kanakkan di hadapan anaknya.”[Syeikh Shaduq, Man La Yahdhurul Faqih]
Imam Ali as berkata, “Barangsiapa yang memiliki anak, bersikaplah kekanak-kanakkan.”[Kulaini, al-Kafi]
Dalam kitab Manaqib Ibnu Syahr Asyub diceritakn bahwa Nabi Muhamad saw merangkak untuk Hasan dan Husein.
Beliau bersabda, “Sebaik-baiknya onta, onta kalian berdua.”
Imam Hasan dan Imam Husein duduk di atas punggung Nabi Muhamad saw, lalu beliau berjalan merangkak semacam bermain kuda-kudaan jika di kita.
Abu Hurairah meriwayatkan hadis dalam Bab Keutamaan Sahabat.
“Aku melihat Rasulullah saw memegang kedua tangan Hasan dan Husein berada di punggung kakinya dan berkata, “Ayo …, naik sayangku! Ayo …, naik sayangku!” Diriwayatkan juga oleh Abu Hurairoh, ia berkata bahwa dirinya tengah bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah dan lainnya, tiba-tiba Ali masuk bersama putranya, Husein. Kemudian Rasulullah saw pun memeluk dan mencium Husein. Lalu beliau menempelkan mulutnya pada mulut Husein seraya berdoa,
“Ya Allah aku mencintainya, maka cintailah dia dan orang-orang yang mencintainya.” [Kifayatul Atsar]
Riwayat-riwayat tersebut menekankan tentang pentingnya bermain bagi anak dan bermain bersama anak. Dalam hal tersebut telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw. Saat orang tua menjadi mitra bermain anak-anak, itu sangat berarti bagi mereka. Orang tua tidak hanya jadi penonton saja, atau hanya memberikan motivasi, tapi ada kalanya harus terjun langsung dan menjadi mitra main anak-anak.
Kenapa? Karena banyak manfaat yang dihasilkan dari hal tersebut, seperti akan memberikan kehangatan pada anak, mempererat ikatan batin antara anak dan orang tua, memotivasi anak supaya dapat mengeksplorasi kemampuannya, memberikan rasa aman dan nyaman bagi si kecil, menurunkan suhu, mengurangi perbedaan, membangkitkan rasa percaya diri, kemandirian, inisiatif, kreativitas anak, memenuhi kebutuhan jiwa anak, dan sebagai sarana transfer ilmu dan pengetahuan dari orang tua kepada anak.
Karena itu, peran orang tua dalam menemani anak bermain, atau ikut terlibat dalam bermain itu sangatlah penting. Seperti yang kita ketahui, bermain merupakan salah satu cara untuk menstimulasi kecerdasan anak, dimana ia bisa mengoptimalkan berbagai jenis kemampuannya. Artinya, dengan bermain, anak dapat mengasah motorik halus dan kasarnya, mengembangkan fantasi, persepsi ruang, kemampuan verbal dan numerik, mengenal tekstur, warna, nada, dan sebagainya tanpa beban. Kemampuan yang diperoleh dari pengalaman bermain secara alami diyakini akan memfasilitasi perkembangan berbagai jenis kecerdasan.
Bersambung ...