Hadis dan Pentingnya Bermain dengan Anak (2)
Dalam bermain, salah satu peran sentral orang tua adalah memotivasi anak. Peran memotivasi dilakukan dialog dengan anak untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, kemandirian, inisiatif, kreativitas, serta bahasa anak. Namun jangan lupa pula untuk memberikan kebebasan anak dalam menentukan permainan yang diinginkan. Biarkan dia mengeluarkan ide atau gagasannya sendiri.
Kemudian juga peran mengawasi. Memberikan kebebasan anak untuk memilih jenis permainan yang ia inginkan, harus juga disertai dengan proses pengawasan dari orang tua saat anak memainkan permainan tersebut. Juga, berperan sebagai mitra bermain bersama anak. Fungsi ini menunutut keterlibatan orang tua untuk bermain bersama anak. Dalam hal ini, bila orang tua bermain bersama anak, jangan sampai terjadi persaingan antara orang tua dan anak, atau orang tua yang bertindak otoriter karena tidak mau dikalahkan oleh anak.
Berilah anak kesempatan untuk bisa mengeksplorasi kemampuannya, meskipun sebenarnya ia belum mahir. Berikan kemenangan untuk anak saat bermain permainan lomba akan memacu motivasinya agar bersemangat untuk melakukan jenis perlombaan lainnya. Sesekali, orang tua pun bisa membuat suatu kondisi di mana anak berada dalam posisi kalah. Kekalahan ini bertujuan untuk membentuk jiwa berjuang anak agar tidak mudah menyerah pada setiap langkahnya.
Agar suasana bermain lebih menyenangkan, terdapat tips-tips yang bisa dilakukan, seperti menunjukkan wajah ceria sebelum memulai bermain, selama, dan setelah bermain, meskipun sudah merasa lelah, memperbanyak komunikasi verbal dengan anak saat bermain. Komunikasi verbal akan membuat si kecil semakin bersemangat dan pandai untuk mengetahui hal-hal baru dari permainan tersebut, sesekali, menunjukkan mimik-mimik lucu dari wajah orang tua kepada anak, sehingga akan membuat anak tertawa geli. Jika orang tua memainkan permainan dengan anak yang bersifat ketangkasan, berilah kesempatan sesekali pada si anak untuk bisa meraih kemenangan. Dengan begitu, si kecil akan merasa termotivasi. Jangan lupa memberikan tepuk tangan dan sedikit sanjungan, seperti “Horee …, anak Ayah dan Bunda pintar!” kepada anak sebagai upaya motivasi dan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Usai bermain, ajarkan anak untuk membereskan mainannya dengan cara menyenangkan misalnya sembari bernyanyi atau mengajaknya berlomba membereskan mainan. Orang tua pun bisa sesekali memberikan reward tertentu pada anak kalau ia mau membereskan mainannya sendiri, misalnya dengan memberikan kue favoritnya, atau lainnya.
Singkatnya, banyak sekali manfaat yang didapati jika orang tua menjadi mitra main anak, yang terpenting anak akan merasakan kehadiran orang tuanya. Anak akan merasakan bahwa orang tuanya sangat peduli kepadanya, itu adalah sebuah penghargaan yang luar biasa bagi anak.
Karena itu, “Ayah, Bunda, Yuk …, bermain bersama anak!” Jangan anggap remeh hal ini, ini hal yang luar biasa yang membantu dalam menciptakan karakter anak yang riang, kreatif, dan bahagia. Juga, dengan melakukan hal ini kita telah meneladani Rasulullah saw. Banyak diceritakan dalam sejarah bahwa beliau menjadi mitra main anak-anak, baik dari keluarganya, maupun anak-anak lainnya.